SURABAYA, beritalima.com | Keinginan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjadikan Percepatan tenaga terampil melalui SMA/MA/SMK Double Track disampaikan oleh plt Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr Hudiyono Msi pada acara Talkshow di Pameran Artpreneur. Pameran yang mengangkat tema industri kreatif ini dihelat di Ciputra World LG sejak 26-29 Desember 2019 yang lalu.
Hadir sebagai narasumber Dr Mifthaful Huda Msi mendampingi Dr Hudiyono Msi. Dalam menyampaikan aspirasinya, Hudiyono menerangkan bahwa kompetisi dunia kerja harus bisa dikejar oleh SDM yang ada di Jatim,
“Apa yang menjadi Mainsed di masyarakat tentang kebutuhan tenaga kerja, harus disertai oleh peningkatan kualitas SDM. Karena dengan terpenuhinya kesediaan SDM yang memadai juga secara otomatis akan berpengaruh terhadap Pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Provinsi Jatim memfasilitasi hal tersebut melalui program SMA/MA Double Track yang harus ada percepatan tenaga siap kerja,”tegas Hudiyono.
Lebih lanjut Hudiyono mengisahkan bahwa dibanding negara lain, Indonesia masih jauh dari ketersediaan tenaga kerja terampil maupun SDM yang mampu menciptakan lapangan kerja. Angka pengangguran masih diatas 40 juta orang. Karena itu, amatlah penting mempersiapkan SDM yang mumpuni, memiliki ketrampilan. Hal tersebut menjadi salah satu program Janji nawa Satya yang dikumandangkan oleh gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
“Sesuai amanah UU, masyarakat wajib dicerdaskan, disejahterakan, karena pemerintah memiliki kewajiban menciptakan masyarakat yang produktif. Menurut ibu gubernur menguatkan SDM lebih penting dari pembangunan infrastruktur.
Mengingat pengangguran setiap tahunnya 400.000 dari siswa yang lulus sekolah SMA/SMK/MA,”lanjut Hudiyono.
Percepatan tenaga terampil di
Sekolah diisi dengan kegiatan yang relevansi dengan kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu pemerintah memastikan lulusan SMA SMK MA bisa mendapatkan ketrampilan yang dibutuhkan. Saat ini dunia kerja diisi oleh 60 persen lulusan pendidikan formal. Percepatan
SMA/MA double Track mempersiapkan Setiap 490 lulusan formal memiliki ketrampilan. Karena hanya 30 persen siswa lulusan SMA SMK MA yang melanjutkan pendidikan ke universitas,” Anak anak SMA harus terampil, kegiatan di sekolah diisi dengan ketrampilan yang sesuai minat bakat dan kebutuhan tenaga kerja. Lulusan SMA/MA/SMK 70 persen tidak melanjutkan sekolah. Dengan program SMA/MA Double Track orang tua tidak khawatir, karena mereka bisa usaha sendiri, bisa menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri, pun kalau mencari pekerjaan, mereka sudah memiliki skill yang diperkuat dengan sertifikasi profesi,”sambung Hudiyono.
Saat ini lulusan SMA yang mencapai 190 ribu sudah dipersiapkan sebagai tenaga kerja. Program dinas pendidikan Jatim juga memberikan peluang bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya dengan paket SMK mini yang pendidikannya ditempuh dalam waktu 4 bulan, dengan system 3 bulan ujian kompetensi.
Pemprov Jatim berharap dengan system pendidikan SMA SMK MA Double Track, Pertumbuhan ekonomi antara kota dan desa tidak terlalu jauh. Sekolah pinggiran mendapatkan perhatian lebih utama mengingat daerah pantura karena kultur budaya lebih kuat, masyarakat menganggap sekolah tidak penting. Adanya faktor ekonomi yang tidak mengedepankan kualitas SDM. Anak-anak dipaksakan untuk bekerja mencari nafkah, sehingga disparitas antara kota dan desa semakin besar,”Karena itu, pemprov Jatim mewadai, menjembatani, memfasilitasi kebutuhan pendidikan yang memiliki ketrampilan agar para lulusan bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki. Jika mereka ingin mandiri, menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, pemerintah juga memberikan keterampilan yang dibutuhkan,”tandas Hudiyono.
Hudiyono menyebutkan Pertumbuhan ekonomi Jatim diatas rata rata nasional.
Jatim sebagai ekonomi khusus, menyediakan pendidikan vokasi. Bahkan di Madura dibangun untuk memfasilitasi sekolah Vokasi tersebut.
“Presiden sudah membuat SK, dengan SK Presiden ini Pemprov Jatim lebih muda berkembang dalam menciptakan Entrepreneurship. Pertumbuhan ekonomi Jatim harus dikuatkan.
Proses pembangunan infrastruktur tidak ada gunanya jika tidak dibarengi oleh pembangunan SDM. Daya saing lebih tinggi, sementara Pemprov Jatim juga mempersiapkan Surabaya sebagai sentral ekonomi Jatim,”tukas Hudiyono.
“Dengan pertumbuhan ekonomi sangat bagus, sehingga memungkinkan masyarakat melakukan wisata ke Jatim. PDRB Jatim penyumbang terbanyak sektor wisata yang mencapai 56 persen, tetapi penyumbang tenaga kerja paling sedikit. Sementara bidang pertanian, tenaga kerjanya banyak. Tetapi kontribusi ke negara kecil. Untuk itu perlu ditingkatkan dan digalakkan sektor ekonomi kreatif di destinasi wisata di wilayah Jatim,”pungkasnya. (yul)