Jombang | beritalima.com – Progress untuk merealisasikan Kopdes Merah Putih, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansah melalui Wakilnya Emil Elestianto Dardak mengatakan 800 lebih desa dan kelurahan yang melakukan Musyawarah Desa Khusus (musdesus) sebagai langkah pertama untuk menyusun kepengurusan awal dan sudah mendirikan koperasi. Hal itu diungkapkan usai membuka Silaturahim Akbar 1000 Pengurus BKPRMI se – Jatim, di Auditorium Universitas Darul Ulum Jombang, Sabtu (10/5/2025).
Dikatakan Emil, notaris untuk pendirian Kopdes Merah Putih, disuport berbagai pihak termasuk Pemprov Jatim karena kemudian harus ditandatangani. Lanjut Emil, la gkah awal dari total 7721 desa ditambah kelurahan menjadi 8000an, di Jawa Timur sudah ada peogress dengan adanya hampir 2000 KMP ditahap awal. Kemudian ujar Emil, mengumpulkan sekitar 5000 lebih perwakilan Kepala Desa langsung dari Menko Bidang Pangan, memberikan pengarahan mengenai apa yang menjadi harapan Presiden RI terkait Kopdes Merah Putih.
“Ada yang koperasi konsumen, ada yang koperasi produsen semua misalnya untuk toko obat atau toko sembako khusus yang mana jalur distribusi dipotong sehingga masyarakat desa mendapat akses ke bahan pokok dan obat kebutuhan penting lebih murah. Tapi sisi lain keuntungan dari operasional tersebut memgalir lagi kepada pemilik koperasi masyarakat desa itu sendiri,” terangnya.
Lebih lanjut mengenai dana awal pendirian Kopdes Merah Putih, Wakll Gubernur Emil Dardak menerangkan bervariasi tergantung rencana usaha masing masing koperasi desa maka dari itu sekarang dilakukan identifikasi.
“Ada juga yang menyelaraskan dengan program BUMDES, ada yang ingin membangun sinergi dengan koperasi yang memang sudah ada. Sehingga yang ada bukan kemudian membuka usaha ini tidak berkembang tapi malah semakin berkembang, spirit semangatnya seperti itu,” tandasnya.
Hal lain mengenai untuk menghalau para tengkulak yang biasa menyakitkan para petani, Enil Dardak menjelaskan bahwa di Nganjuk ada mesin sleb yang bisa mengkonversi gabah menjadi beras. Menurutnya menjadi contoh bahwa petani hari ini banyak yang sudah memiliki kemampuan untuk menghindari jaringan karena dari beras sudah punya jaringan pemasaran.
Selain itu tuturnya, BULOG telah berkomitmen untuk membeli harga Rp6.500, artinya sudah ada referensi rujukan harga yang mejaga agar bagi petani disaat sedang tinggi tingginya panen tidak terjadi anjlok meskipun mungkin pada saat panen raya daerah produsen seperti Jawa Timur hukum ekonomi tentu akan mengalami koreksi harga sedikit tetapi tidak rentang yang menyebabkan kesejahteraan petani kemudian tercederai.
“Kita optimis memutus mata rantai pasok dan berjuang bersama untuk mewujudkan tata niaga pertanian yang lebih baik,” pungkasnya.
Jurnalis : Dedy Mulyadi







