Prolapsus Ani (RECTUM) Kenapa Sering Terjadi?

  • Whatsapp

Oleh:
DR.dr. Robert Arjuna FEAS *
Saya ke rumah Bu Suliswati dimana saya terkejut kok pakai sarung,rupanya ada problem didubur yakni anus turun dan menonjal keluar dan kalau duduk sakit dan berdarah, dia harus sering masukan melalui tangan,cukup merepotkan,apa lagi menghadapi batuk keras anu pasti tonjol keluar, lain halndengsn Pak Iwansyah setiapnhari dubur pasti men8njol keluar bila batuk dan mengendan,sebetulnya kasus Prolapsus Ani( Rectum) sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari.

Prolaps rektum adalah keadaan dinding rektum terlepas dari tempat perlekatannya menuju ke arah bawah, sehingga terlihat dari lubang anus. Etiologi prolaps rektum tidak diketahui secara pasti, namun umumnya dapat terjadi pada orang yang sering mengejan, misalnya pasien konstipasi, diare kronik, sering batuk, atau pada usia lanjut, dan wanita multipara. Faktor risiko lainnya adalah riwayat trauma atau operasi pada daerah pelvis, serta gangguan neurologis yang menyebabkan otot rektum tidak mampu berkontraksi atau relaksasi.
TANDA PROLAPSUS ANI
1. Massa / Benjolan keluar terus menerus atau dapat dimasukkan ke dalam
2. Dapat direduksi/ dimasukkan secara spontan atau manual

Diagnosis prolaps rektum dapat ditegakkan dari anamnesis biasanya pasien mengeluh adanya benjolan keluar dari anus, menetap atau bisa masuk kembali secara spontan atau manual, disertai rasa nyeri bahkan perdarahan sekitar anus. Selain itu, kadang dikeluhkan juga inkontinensia alvi, inkontinensia urin, konstipasi, atau diare kronis. Pemeriksaan fisik ditemukan mukosa rektal yang keluar dari anus, ditandai adanya lingkaran konsentrik tebal pada mukosa (membedakan dengan hemoroid). Pemeriksaan rectal touche didapatkan tonus sfingter ani yang menurun. Pemeriksaan penunjang, seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan manometri, hanya dilakukan untuk mengeliminasi diagnosis banding lainnya.

GEJALA PROLAPSUS RECTUM
1. sembelit, juga digambarkan sebagai tenesmus (sensasi evakuasi tinja yang tidak lengkap),
2. perasaan ingin mengejan,
3. perdarahan pada rektum, serta
4. diare dan kebiasaan buang air besar yang tidak menentu.

FAKTOR PENYEBAB PROLAPSUS ANI
1. infeksi,
2. Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh operasi atau melahirkan, serta berada pada usia lanjut, sebab otot dasar panggul akan melemah seiring bertambahnya usia.

Prolaps rektum bisa menimbulkan inkontinensia alvi, di mana tinja bisa keluar tiba-tiba tanpa disadari karena ketidakmampuan tubuh dalam mengendalikan buang air besar.Prolaps rektum umumnya lebih sering terjadi pada wanita usia lanjut, meskipun juga bisa terjadi pada usia berapa pun dan pada kedua jenis kelamin.Kondisi ini juga umum ditemui pada orang-orang yang memiliki masalah sembelit tahunan atau memiliki kelemahan pada otot panggul.

FAKTOR PENCETUS:
1. berdiri,
2. Mengejan,
3. batuk atau bersin
4. nyeri, perdarahan, gatal di sekitar anus
5. inkontinensia alvi,
6. Inkontinensia urin,
7. konstipasi atau diare kronis,
8. Kebiasaan sering mengangkat beban berat,
9. riwayat kehamilan, melahirkan, termasuk kesulitan melahirkan sehingga memakai bantuan vakum
10. riwayat trauma pada pelvis atau spinal,
11. Riwayat operasi
12. riwayat penyakit lainnya yang dapat meningkatkan tekanan intraabdominal, seperti penyakit paru

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kolonoskopi atau Sigmoidoskopi
Pemeriksaan kolonoskopi atau sigmoidoskopi bertujuan untuk menyingkirkan diagnosis banding lainnya yang menyebabkan perdarahan rektum, seperti masa atau polip kolon, hemorrhoid interna. Pada pasien prolaps rektum, temuan yang didapatkan pada kolonoskopi adalah ulserasi atau eritema rektum yang mengindikasikan prolaps rektum kronik.
2. Defecography
Defecography merupakan fluoroskopi dinamik yang dikerjakan dengan cara memasukan kontras x-ray yaitu barium enema melalui rektum pasien, kemudian pasien diinstruksikan untuk mengejan dan membuang barium tersebut dalam posisi duduk. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat kelainan struktural organ pelvis seperti rectocele, cystocele, enterocele, prolaps rektum, intususepsi, dan lain-lain. Pemeriksaan ini dikerjakan untuk membantu diagnosis apabila pasien mengeluhkan gejala prolaps rektum namun pada pemeriksaan fisik rectal touche dengan posisi lateral ditemukan hasil yang normal. [1,4,6,8]
3. Magnetic Resonance (MR) Defecography
Pemeriksaan Magnetic Resonance (MR) defecography dapat mengevaluasi kelainan struktural lebih mendetail, dapat memperlihatkan gambaran sfingter ani, otot levator ani, dan jaringan lunak di rektum dengan resolusi yang baik tanpa menimbulkan efek radiasi. Keterbatasannya adalah pemeriksaan ini mahal, ketersediaannya terbatas, dan sensitivitasnya kurang untuk mendeteksi prolaps rektum dibandingkan dengan defecography menggunakan barium enema. [1,4,6,8]
4. Manometri Anorektal
Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi tonus sfingter ani. Pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan karena tidak akan mengubah terapi. Namun, pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk memprediksi fungsional defekasi post operatif karena umumnya penderita prolaps rektum telah mengalami konstipasi kronis dan inkontinensia alvi sebelumnya yang diakibatkan oleh tonus sfingter ani yang menurun.

DERAJAT PROLAPSUS ANI
1. Prolaps / intususepsi internal: dinding rektum mengalami prolaps, namun belum melewati anus. Dikenal dengan prolaps inkomplit.
2. Prolaps mukosa: mukosa rektum bagian dalam mengalami prolaps sampai ke anus.
3. Prolaps eksternal: seluruh dinding rektum dan mukosanya mengalami prolaps sampai ke anus. Disebut juga prolaps komplit atau full-thickness

DIAGNOSA BANDING :
Diagnosis banding prolaps rektum adalah hemorrhoid dan intususepsi rektum.
1. Hemoroid :Pada hemoroid, keluhan mirip dengan prolap rektum yaitu terdapat massa / benjolan yang keluar dari anus, dapat disertai nyeri, perdarahan, gatal. Membedakannya dengan melakukan pemeriksaan fisik. Pada prolaps rektum akan tampak lingkaran konsentrik pada mukosa rektum yang menonjol, sedangkan hal ini tidak ditemukan pada hemorrhoid. Pada hemorrhoid ditemukan fisura ani, skin tag, trombosis, dan sebagainya.

1. Intususepsi Rektum :Pada usia anak dengan prolaps rektum umumnya mirip dengan intususepsi rektum. Namun pada intususepsi, umumnya ditemukan keluhan nyeri perut kolik yang berat dan intermiten, muntah, letargi, dan BAB seperti “jelly” bercampur darah. Selain itu, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan massa pada hipokondrium kanan berbentuk seperti “sosis”.
Demikian sekilas info, semoga bermanfaat
RobertoNews1544《12.9.22(05.45)》
• Praktisi Dokter dan Penulis Ilmu kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait