TORAJA UTARA-www.beritalima.com-Tuntutan ekonomi,salah satu faktor pemicu munculnya dampak penyakit sosial masyarakat.Memasuki eraglobalisasi kebutuhan manusia semakin kompleks serta dibarengi begitu ‘derasnya’ perkembangan tekhnologi saat ini yang telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Kalangan tua terlebih yang muda ‘deman’ tekhnologi telah menjadi magnet yang sangat membius masyarakat.Dari sinilah cikal bakal munculnya penyakit sosial masyarakat khususnya soal prostitusi melibatkan anak sekolah.
Ingin menikmati fasilitas mewah namun terbentur ekonomi,bersaing sesama teman sekolahnya,yang kemungkinan rekan mereka menggunakan HP mewah,serta menggunakan fasilitas yang lainnya,akibatnya, mereka menempuh jalan pintas akhirnya melacurkan diri.
Praktek prostitusi ini dikemas cukup rapi serta memiliki jaringan sangat terorganisir dengan baik.Bahkan untuk memasuki jaringan mereka tidak mudah, di butuh kepiawaian untuk masuk jaringan prostitusi libatkan anak sekolah itu dan Mahasiswa tersebut.
Lewat jaringan seluler semua dapat dipermudah,baik transaksi prostitusi maupun bentuk kejahatan yang lainnya.Kali ini Wartawan beritalima mencoba memaparkan hasil investigasi di beberapa lokasi diduga menjadi praktek prostitusi.
Dari hasil penelusuran wartawan beritalima.com belum lama ini,sungguh diluar dugaan,transaksi praktek bisnis ‘daging mentah’ itu sangat memprihatinkan,pasalnya,prostitusi tersebut diduga telah melibatkan anak sekolah dan Mahasiswa.
Tim telusur wartawan beritalima.com,saat bertindak selaku pelanggan,awalnya percakapan diawali dari telpon seluler,dengan berpura-pura ingin mendapat layanan ‘ngeseks’.Gadis panggilan itu,sebut saja bernama Ayu (nama samaran ….red) (19) siswa yang mengaku sekolah salah satu SMK di Toraja Utara, saat terjadi percakapan, mereka sudah tidak berbasa-basi lagi transaksi langsung menawarkan jasa ‘ngeseks’ kisaran satu juta hingga delapan ratus delapan ratus ribu rupiah.
Tim telusur dari Wartawan Berita Lima juga mendapatkan,praktek prostitusi libatkan dugaan anak sekolah dan Mahasiswa,seperti yang diungkapkan oleh salah seorang mahasiswa di Toraja,sebut saja DW,gadis yang berumur 19 tahun ini,melakoni sebagai “ayam kampus” mereka terbelit soal biaya hidup dan biaya sekolah.
Dari penuturan dia,”Sejak kami kuliah telah melakoni propesi ini hanya karena tuntutan biaya hidup dan biaya kuliah.Jadi transaksi kami lakukan terkadang chating lewat facebook hingga berakhir soal rajang dengan kesepakatan biaya yang telah disepakati.Biasa kami dibayar 600 ribu tapi kalau sudah butuh uang 300 ribu tidak ada masalah “,ungkap gadis manis dengan kulit hitam manis itu memiliki wajah lumayan ayu dengan body mirip gitar spanyol itu.
Saat tim telusur yang menyamar sebagai pelanggan ingin menikmati,’ayam kampus’ praktek jual beli ‘daging mentah itu’ lokasi dan tempat tidak masalah,kadang ngeseks disepakati di rumah pribadi.Intinya,harga disepakati soal tempat tidak ada masalah dan tidak selamanya di hotel atau wisma rumah pribadi pun jadi.
Bergesernya nilai moral,terbukti,belum lama ini,hasil kerja keras yang dilakukan satuan Pol.PP Kabupaten Toraja Utara telah mengamankan pasangan anak muda saat di trotoar pinggir sungai Sa’dan Rantepao belakang Hotel Luta,mengamankan pasangan anak muda lagi injoi ria.
“Kita amankan pasangan anak muda itu,termasuk upaya kami untuk membongkar jaringan prostitusi yang melibatkan anak sekolah dan Mahasiswa tersebut”,kata Aris Pakilaran Kasat Pol.PP Toraja Utara via salurer belum lama Ini.(GD.S).