Prof. Ratlan Pardede, Dubes RI untuk Tanzania kunjungi Provinsi Simiyu untuk terus tingkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan Tanzania.(14-16 Mei 2018)
Secara khusus, dalam kunjungan tersebut, Dubes Pardede menyampaikan potensi kerja sama di sektor kapas serta memperkenalkan kemampuan perusahaan Indonesia untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur di Provinsi Simiyu.
“Indonesia berkeinginan kuat untuk dapat meningkatkan hubungan ekonomi dengan Tanzania khususnya dengan Provinsi Simiyu seperti pada sektor kapas, infrastruktur, pupuk, perhotelan dan pertanian.” ujar Dubes Pardede.
Dalam tanggapannya, Anthony Mtaka, Regional Commissioner (Gubernur) Simiyu menyampaikan tanggapan positifnya atas tujuan Dubes Pardede.
“Simiyu siap mendorong kehadiran investor dan perusahaan asal Indonesia, bagi mereka yang serius Pemda siap memberikan lahan secara cuma-cuma untuk pembangunan pabrik dan lainnya.” kata Gubernur Mtaka.
Dalam rangkaian kunjungan di Simiyu, Dubes Pardede juga berkesempatan melakukan kunjugan lapangan ke Alliance Ginnery, pabrik pengolahan kapas terbesar, serta UKM produsen alas kaki dan kapur tulis di Simiyu.
Dari kunjungan ke Alliance Ginnery diperoleh informasi besarnya biaya penggunaan pupuk yang dalam proses produksi.
Mendengar hal tersebut, Dubes Pardede menginformasikan adanya produk pupuk organik Indonesia yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau.
Hal tersebut ditanggapi positif oleh Gubernur Mtaka seraya menantikan kehadiran produk pupuk Indonesia.
Rangkaian kunjungan Dubes Pardede diakhiri dengan melakukan kunjungan ke Taman Nasional Serengeti untuk menjajaki potensi kerja sama pariwisata antara Indonesia dengan Tanzania.
Indonesia dengan Tanzania merupakan negara yang memiliki taman nasional keanekaragaman hayati terbesar di dunia.
Terdapat peluang besar bagi investor Indonesia untuk mendirikan hotel bagi para wisatawan yang akan bersafari ke Taman Nasional Serengeti melalui gerbang selatan yang berada di Provinsi Simiyu.
Dari kunjungan ke Provinsi Simiyu, terbuka peluang yang sangat besar bagi perusahaan Indonesia untuk melakukan kerja sama ekonomi di bidang pendirian pabrik tekstil, pembangunan infrastruktur dan hotel.
Peluang lain yang potensial adalah eskpor produk pupuk Indonesia serta pembukaan pabrik pupuk di Tanzania.
Simiyu merupakan provinsi yang baru berdiri di Tanzania yang memiliki akses langsung menuju Danau Victoria dan Taman Nasional Serengeti. Provinsi ini juga merupakan penghasil kapas terbesar di Tanzania.
Kapas merupakan komoditas unggulan Tanzania yang diekspor ke Indonesia. Berdasarkan data dari International Trade Center (ITC) dan UN Comtrade, tahun 2017 Indonesia mengimpor kapas dari Tanzania sebesar 6447 ton dengan nilai sebesar 8,5 juta dollar Amerika Serikat. Adapun, setengah dari produksi kapas Tanzania dihasilkan oleh Provinsi Simiyu.
Tahun ini, Provinsi Simiyu juga akan menjadi tuan rumah utama penyelenggaraan Festival Pertanian Nane-Nane. Memahami kemampuan Indonesia di bidang pertanian, Gubernur Mtaka mengundang perusahaan Indonesia untuk hadir dalam festival tersebut.
Festival Nane-Nane merupakan festival dan perayaan pertanian terbesar yang rutin diadakan di Tanzania.
Dubes Pardede dan Gubernur Mtaka sepakat masih terdapat ruang yang besar bagi Indonesia dan Tanzania untuk meningkatkan hubungan ekonomi.
Untuk itu, keduanya sepakat akan menindaklanjuti pertemuan ini secara seksama.
(Sumber: KBRI Dar es Salaam)