Jakarta, Proyek pengendali banjir terowongan terpadu yang dikenal Jakarta Integrated Tunnel bakal direalisasikan pembangunannya dalam waktu dekat. Perencanaan hingga pematangan konsep cukup panjang dari mulai tahun 2013 – 2024. PT. Antaredja Mulia Jaya terus berjuang mewujudkan proyek monumental ini. Adapun proyek ini merupakan proyek swasta murni dengan nilai Rp.44 triliun tanpa menggunakan APBN.
Perusahaan Amerika Serikat (AS), Devon Capital akan berinvestasi di proyek pengendali banjir di Jakarta, yakni Jakarta Integrated Tunnel (JIT) dan telah disetujui Kementerian PUPR untuk dilanjutkan berdasarkan surat No.SA.04.03-Mn/1503 tanggal 13 September 2021terkait gagasan PT. Antaredja Mulia Jaya (PT. AMJ).
Devon Capital sudah ke Jakarta untuk memenuhi undangan dari Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR dalam rangka menindaklanjuti keseriusan perusahaan investasi tersebut untuk mengesekusi proyek besar ini.
Lebih lanjut, Devon Capital juga telah membuat surat komitmennya kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk segera membuat perusahaan patungan (JV Company) dengan PT. AMJ dalam waktu dekat ini.
Komisaris Utama PT. AMJ Wibisono menyatakan, kalau tidak ada halangan dan kendala berarti proyek JIT akan segera groundbreaking setelah Devon Capital menyelesaikan closing finansialnya.
Penandatanganan MOU dengan Devon Capital sebelumnya sudah dilakukan pada 31 Maret 2023, dan dilanjutkan dengan penandatanganan MOA pada September 2023 yang lalu, “Perusahaan dari Amerika Serikat (AS) ini berminat untuk mendanai proyek JIT senilai USD 3 miliar melalui proses Due Dilligent yang sangat ketat, dan mereka akan investasi dalam tahun ini,” ujar Wibisono.
Lanjutnya, penandatanganan MOU ini dilakukan antara Presiden Direktur PT. AMJ Prof Agus Sidharta dengan pihak Devon Capital Julian Kozar. Kedua belah pihak sepakat untuk segera membuat JV company yang akan segera melakukan studi kelayakan yang mendalam atau membuat Bankable FS agar bisa direview nilai investasi yang terbaru.
PT. AMJ telah melakukan pra studi kelayakan (Pra FS) dengan menggandeng konsultan lokal PT. Perentjana Djaya dan konsultan China yakni Gezhoba (BUMN China) serta sudah melakukan kajian cepat bersama Kementerian PUPR (2016).
Wibisono menyebut JIT menjadi salah satu solusi untuk pengendalian banjir dan kemacetan di Jakarta. JIT sendiri mempunyai empat fungsi, yaitu: sebagai pengendali banjir, sebagai jalan tol, bahan baku air bersih dan menghasilkan listrik (PLTMH), proyek ini memiliki dua ruas yaitu ruas Balekambang – Manggarai dan Ruas Ulujami – Tanah Abang dan bagian dari proyek 6 ruas tol dalam kota.
Proyek ini sudah dilakukan studi sejak 2013 pada masa Kementerian PUPR dijabat Joko Kirmanto, dan telah mendapatkan ijin prinsip saat Gubernur DKI Jakarta masih dijabat Joko Widodo (Jokowi).
“Kita sudah melaporkan proyek ini ke Pak Prabowo dan pak Prabowo sangat antusias untuk segera bisa Groundbreaking,” imbuhnya
“Semoga proyek JIT bisa berjalan dengan lancar, karena sejak awal proyek ini tidak memakai dana APBN atau APBD, proyek merupakan kado kepada Presiden Prabowo sebagai proyek monumental yang pertama kali di dunia ini,” pungkas Wibisono.