SIDOARJO, berita lima.com | Fasilitas jalan saat musim hujan ditemukan sering mengalami kerusakan padahal sebelumnya sudah dilakukan penambalan jalan yang berlubang maupun pengaspalan secara menyeluruh.
Sidoarjo yang dikenal sebagai kota Delta setiap tahun selalu menganggarkan puluhan milyar rupiah untuk pembangunan jalan beraspal,belum lagi anggaran perawatan yang juga menyentuh milyaran rupiah.
Pertanyaannya kenapa harus setiap tahun dilakukan perbaikan maupun peningkatan jalan beraspal dengan titik lokasi yang hampir sama?
Dalam penelusuran awak media dari berbagai sumber secara umum ditemukan beberapa faktor penyebab jalan cepat rusak yakni
1. Air hujan
2. Sistem Drainase atau saluran air yang buruk atau tidak ada
3. Beban Berlebih Dari Kendaraan
4. Kualitas material dan konstruksi
5. Bencana
Bagaimana dengan Sidoarjo? Salah satu pengamat tata kelola kota yang akrab di panggil Item, menyampaikan Sidoarjo adalah kota terburuk dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pembangunan jalan.
Setiap tahun anggaran puluhan milyar menguap tanpa manfaat bagi publik malah fasilitas jalan yang dibangun membuat masyarakat harus mengalami musibah kecelakaan hingga menyebabkan luka berat dan ada yang sampai meninggal dunia akibat melewati jalan berlubang atau rusak.
“Salah satu contoh buruk kegiatan peningkatan jalan di Sidodadi-Durungbedug yang tampak tidak ada perencanaan drainase dan tidak ada kontrol dari konsultan dan PPK. Disaat hujan, air menggenangi sisi bahu jalan dan halaman tempat tempat usaha di sepanjang jalan itu yang otomatis menggangu pemilik usaha tersebut, belum lagi terkait safety dan spek pekerjaannya yang tidak sesuai petunjuk teknis dari dinas, padahal kegiatan disini menghabiskan anggaran milyaran rupiah”jelasnya di lokasi pembangunan jalan aspal yang saat ini tampak masih dalam tahap pengerasan uruan sirtu, Kamis, 11/12/2025.
Ditambahkan lagi, sangat miris anggaran puluhan milyar dibuang percuma karena fasilitas jalan yang dibangun akhirnya rusak lagi dan tahun depan dianggarkan lagi untuk perbaikan atau pembangunannya.
“Air hujan, drainase yang buruk, mutu material dan konstruksi yang buruk hingga kendaraan yang muatannya melebihi batas harusnya sudah bisa diantisipasi kalau para pejabat di Sidoarjo punya tekad kuat untuk tidak berkompromi dengan para pelaksana dan pengawas proyek,”tambah Item
Mantan kontraktor gaek ini hanya berharap Sidoarjo tahun depan bisa mulai melakukan perencanaan dan pengawasan yang ketat dalam membangun jalan yang berkualitas agar masyarakat bisa menikmati kenyamanan fasilitas yang diberikan pemerintah dari pajak yang dibayarnya.
Secara terpisah, seperti biasa terkait temuan ini tim awak media mengkonfirmasi pihak terkait, Joko Yasminto selalu Kabid Jalan & Jembatan Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Sumber Daya Air melalui saluran WhatsApp nya, sampai berita ini tayang tidak ada tanggapan, seperti biasa pejabat yang satu ini tidak pernah menanggapi konfirmasi apapun dari awak media. (RH)








