Proyek Paving Rp197 Juta di Benculuk Diduga Asal Jadi, Aliansi Timur Raya: Jangan Main-main dengan Uang Rakyat!

  • Whatsapp
Foto: Jalan paving yang baru selesai dikerjakan bergelombang. (Rony//B5)

BANYUWANGI,Beritalima.com – Proyek pavingisasi di Dusun Purwosari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, menuai sorotan tajam dari masyarakat. Proyek senilai Rp197 juta yang dikerjakan oleh CV Karya Putra Duasatutuju itu berasal dari anggaran Dinas PU Perumahan dan Permukiman melalui APBN tahun 2025 dengan masa pengerjaan 60 hari.

Namun, hasil pekerjaan di lapangan justru memicu tanda tanya besar. Pantauan awak media, sejumlah paving yang sudah pecah tetap dipasang. Bahkan, hanya beberapa hari setelah rampung, permukaan paving sudah tampak bergelombang. Kondisi ini diduga kuat akibat pemadatan tanah dasar yang tidak maksimal.

Bacaan Lainnya

Ketua Aliansi Timur Raya, Kang Sahri, angkat bicara. Ia menilai pekerjaan paving tersebut jauh dari standar teknis.

“Kalau pasangan paving sudah bergelombang, dipastikan mudah pecah dan lepas. Saya menduga tanah dasarnya tidak dipadatkan menggunakan alat standar, yaitu slender atau mesin pemadat. Ini jelas kesalahan fatal,” tegas Kang Sahri.

Menurutnya, aturan dan perundang-undangan tentang pekerjaan konstruksi sudah jelas: setiap tahapan wajib mengikuti spesifikasi teknis. Jika kontraktor sengaja melewati tahapan penting seperti pemadatan dengan slender, maka sama saja mengabaikan mutu dan merugikan keuangan negara.

“Tidak memakai slender itu pelanggaran teknis. Sanksinya bisa tegas, mulai dari perintah perbaikan total hingga blacklist bagi CV pelaksana. Jangan main-main, ini anggaran negara, bukan uang pribadi,” tandasnya.

Tak berhenti di situ, Kang Sahri juga menyoroti penggunaan pasir bercampur tanah (pasir leboh) untuk menutup celah paving yang baru dipasang. Padahal, menurut standar, pasir harus murni agar bisa mengunci paving dengan baik.

“Kalau pakai pasir bercampur tanah, jelas tidak akan awet. Begitu terkena hujan, pasirnya hilang, paving akan longgar dan ambruk. Ini cara kerja asal-asalan,” ujarnya.

Masyarakat pun geram melihat hasil proyek yang baru selesai sudah amburadul. Aliansi Timur Raya menegaskan akan mengawal kasus ini hingga tuntas, agar dinas terkait tidak tutup mata dan kontraktor bertanggung jawab penuh. (Ron//B5)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait