SITUBONDO, beritalima.com – Pengerjaan proyek rehabilitasi jaringan irigasi gayam yang masih dalam tahap pembangunan ambrol, Proyek yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus affirmasi irigasi (DAK AFF) tahun anggaran 2016 senilai Rp 2,5 Miliar yang kerjakan oleh CV Purnama Citra Perkasa yang terletak di desa Trebungan Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo Jawa timur itu di nilai oleh sebagian warga pengerjaannya asal-asalan.
LSM Nusantara Corruption Watch (NCW)
Melaui surat dengan nomor surat :44/L/LSM-NCW/X/2016, LSM NCW melaporkan ambrolnya bangunan proyek tersebut keberbagai pihak termasuk Menteri Pekerjaan Umum dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jatim, Berdasarkan temuan mereka saat melakukan investigasi, investigator LSM NCW, beberapa indikasi kejanggalan pihak kontrator dalam pekerjaannya, Diantaranya, bangunan bronjong yang baru rampung, pada tanggal (11/8) telah roboh 100 persen, bangunan pada bagian tengah dam yang baru dibangun untuk menahan laju aliran air, pada tanggal (24/9) telah hanyut terbawa derasnya aliran debit air,Selain itu bangunan penahan tebing sebelah timur,pada tanggal (25/9) telah retak melintang dan sudah mulai melengkung, dan bangunan penahan tebing di sebelah barat yang tingginya sekitar 8 meter, pada tanggal (8/10) telah roboh 50 persen, serta bangunan talang di sisi timur, telah ambles pada tanggal (10/10).
“Dari hasil temuan kami ini, diduga telah terjadi kesalahan fatal dalam perencanaan kontruksi pekerjaan proyek itu. Padahal, berdasarkan rencana umum pekerjaan (RUP) Dinas Bina Marga dan Pengairan Situbondo per tanggal (11/10/2016), dana yang dihabiskan untuk perencanaan ini sebesar Rp 256 juta,” ungkap Achmad Baidawi ketua LSM NCW sambil menunjukkan bukti surat laporan
“Berdasarkan papan nama yang terpasang proyek ini menelan anggaran sebesar Rp 2.520.272.800, Tapi, di dalam RUP Dinas Bina Marga dan Pengairan Situbondo per tanggal (11/10/2016) nilainya sebesar Rp 2,728.257.000 lantas Kemana sisa uang sebesar Rp197.929.200 dan kenapa mesti dikurangi,” beber Baidawi
Pengakuan petani yang mempunyai lahan bersebelahan dengan pembangunan yang ambrol saat dikonfirmasi beritalima.com senin (24/10) mengaku sangat khawatir apalagi lahan miliknya yang ikut ambrol akibat tertarik bronjong berkawat sepanjang 19 meter yang ambrol beberapa waktu lalu.
“Kami minta kwalitas bahan dan pengerjaannya betul-betul diperhatikan, masak baru dibangun belum selesai sudah ambruk, ini kan menambah kerugian kami karena lahan kami malah semakin habis, berapa nanti kerugian yang akan diterima para petani kecil di sini,”Harap Sugiman warga sekitar(**/JOE)