PASURUAN, Beritalima.com | Mantan wakil bupati Pasuruan dua periode, Muzammil Safi’i memberikan komentar tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Seri III Surabaya Raya. Menurut Muzammil adanya kebijakan PSBB jilid 3 ini perlu dievaluasi lagi pelaksanaannya. Selasa(26/5/2020)
“Dari dua PSBB yang lalu ternyata tidak menurunkan angka penderita, baik PDP, ODP maupun yang Positiv. Sebagai akibat kurang mendapatkan dukungan dari masyarakat. Terbukti masyarakat banyak yang tidak mengikuti protokol kesehatan, baik memakai masker, physical distancing maupun stay at home,” terang Muzammil.
Ketua fraksi Nasdem DPRD Provinsi Jatim ini mengungkapkan, bisa dimungkinkan karena kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, baik yang Primer mencari nafkah untuk makan, maupun yang secunder rekreasi walaupun cuma jalan jalan atau memenuhi kebutuhan selain makan.
“Karena sudah jenuh di rumah, tidak keluar. Terutama sekali pada akhir Romadlon menjelang hari raya, kebutuhan yang cenderung meningkat, sehingga orang harus keluar memenuhi adat, harus beli baju baru, kue kue, makanan untuk syukuran dsb,” sambung Muzammil.
“Persoalan lain, sampai sekarang pemerintah daerah belum mampu memetakan, dimana sebenarnya pusat virus tersebut berada, sehingga penentuan penutupan terkesan suka suka dan tergantung kekuatan petugas jaga,” tukas Muzammil.
“Kebutuhan untuk makan yang belum mampu dipenuhi. oke adanya bantuan pemerintah.
Yang terpenting adalah menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Tanpa itu sulit untuk berhasilnya PSBB ” lanjutnya.
“Yang kedua, pemerintah harusnya melakukan pemeriksaan swap secara total kepada seluruh masyarakat, baik dengan poll test, test secara berkelompok maupun personal personal, sehingga segera diketahui mana yang positif, segera diisolasi dan di rehabilitasi. Nah bagi yang negatif bebas beraktivitas secara normal, sehingga jelas peta covid 19 itu dimana berada,” tandasnya.
“Yang ketiga, bantuan kepada masyarakat diberikan agak banyak sehingga mereka stay at home bisa tenang karena kebutuhan terpenuhi,” pungkasnya.(yul)