Kreditur (konsumen:RED) merasa dilecehkan atas tindakan oknum karyawan PT Adira Finance. Keluhan itu disampaikan reinno pareno (42) warga Desa Kenongosari Kecamatan Soko Tuban. Dikarenakan saat dirinya akan membayar keterlambatan angsuran ke 9 dan ke 10 atas unit sepeda motor miliknya di Kantor PT Adira Finance Perwakilan Bojonegoro Jalan Jaksa Agung Suprapto, Rabu (16/11).
Bukannya pelayanan yang baik diterimanya, malah dipersulit untuk membayar kreditan sepeda motornya. Bahkan dia, harus menunggu hampir dua jam di kantor tersebut. Selain itu pembayaran keterlambatan ditolak kasir, dia dihadapkan dengan laki laki berjaket hitam dan dimasukkan dalam ruangan kosong serupa gudang.
“Di situ saya diinterogasi dengan ditunjukkan surat tugas yang dimiliki laki laki berjaket hitam itu, yang setelahnya saya ketahui namanya Didik, sayapun berontak dan mengapa saya dipersulit untuk membayar kreditan motor saya,” katanya sambil berpendapat PT Adira Finance tidak profesional melayani krediturnya.
Padahal dirinya datang ke kantor tersebut atas saran dari petugas PT Adira Finance yang sebelumnya menagih datang ke rumahnya. Didatangi, karena mengalami keterlambatan pembayaran selama dua bulan, yakni Oktober – November. “Saya ini datang baik baik untuk membayar, kok diperlakukan sebagai tersangka kasus hukum,” tegasnya.
Dia mengatakan, kali pertama masuk kantor PT Adira Finance, diberikan kartu antri bernomor 063 oleh satpam di bagian depan. Kemudian mengantri di depan kasir. Setelah itu saat dipanggil kasir, dia memberikan satu lembar kwitansi pembayaran terakhir di Agustus 2016 dan buku kecil tanda kreditur.
Disebutkan oleh kasir, keterlambatan yang harus dibayar selama dua bulan adalah Rp 1,2 juta ditambah denda sebesar Rp 282 ribu. Sehingga total pembayaran sebesar Rp 1,482 juta.”Saat saya akan bayar, malah ditolak dan saya disuruh nunggu hingga hampir satu jam lebihlah. Malah si kasir memanggil kreditur antrian lainnya, sayapun menunggu,” tuturnya.
Setelah ditunggu, keluar dari lorong belakang kantor tersebut laki laki berjaket hitam meminta untuk mengikutinya di ruangan tertutup.”Aneh dan tampak amburadul menejemen di kantor tersebuit, saya ini niat bayar dan bukan butuh interogasi. Namanya Didik dan dia mengatakan kalau yang menyuruhnya adalah bossnya bernama Aris,” tambahnya, akhirnya keterlambatan dibayarkan lewat saudaranya sejumlah Rp 1,482 juta.
Dikonfirmasi salah satu pimpinan disana Wawan mengatakan perlakuan seperti tersebut tidak harus terjadi di wilayah kerjanya. Dia meminta maaf atas kejadiaan yang menimpa salah satu kreditur.”Mohon maaf saya secara pribadi, ini saya masih dijalan dan akan saya selesaikan kejadian ini,” tegasnya.(Bond)