BANYUWANGI – Beruntung bagi kalangan kelompok peternak kambing disekitar tambang emas PT Bumi Suksesindo (PT BSI). Dengan dampingan anak Perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (PT MCG), kini mereka menjadi semakin berdaya.
Bukan hanya ternak kambing yang semakin berkembang. Kelompok peternak juga menjadi semakin inovatif. Mulai dari cara pengolahan pakan hingga pemanfaatan kotoran.
Community Relation Officer PT BSI, Hari Setio Budi menjelaskan, pendampingan kelompok budidaya kambing ini bermula dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau yang biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2018. Kala itu tambang emas di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, menyalurkan 80 ekor kambing kepada 4 kelompok peternak kambing.
“Masing-masing kelompok dengan anggota 10 orang, mendapat 20 ekor kambing,” katanya, Rabu (12/6/2024).
Bantuan diberikan dengan sistim bergulir. Yakni kelompok peternak penerima akan menyerahkan kambing indukan kepada kelompok peternak lain setelah dikembang biakan selama 2 tahun. Dengan dampingan yang terus menerus, penerima manfaat kini menjadi 14 kelompok.
“Saat ini sudah menjadi 14 kelompok masyarakat, dengan total anggota sekitar 200-300 orang,” beber Hari.
Dalam pendampingan kelompok peternak kambing, Tujuh Bukit Operation juga menggandeng Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Pesanggaran. Hal ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam suksesi tumbuh kembang ternak kambing. Bahkan satu kelompok kini memiliki sekitar 670 an ekor kambing.
Kisah sukses peternak kambing dampingan PT BSI ini diakui oleh Sujiono. Dia adalah Ketua kelompok peternak kambing “Rawa Jaya”, Kampung Roworejo, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, salah satu penerima manfaat program PPM PT BSI.
“Kami menerima program dan mendapat dampingan PT BSI, sejak 2018. Saat ini kambing kami sudah banyak, kurang lebih 670 ekor dan punya 34 orang anggota,” katanya.
Dia bercerita, selain fasilitas kesehatan ternak, mereka juga didorong untuk lebih inovatif. Salah satunya dalam penyediaan pakan ternak fermentasi.
“Ternyata sangat efektif, buatnya gampang, dapat memenuhi kebutuhan gizi kambing dan bisa disimpan sampai enam bulan,” ungkapnya.
Ada satu lagi hasil dampingan PT BSI yang mampu membuat para peternak kambing makin berdaya luar biasa. Yakni dalam pengolahan kotoran kambing menjadi pupuk organik. Langkah ini otomatis menjadi gebrakan dukungan kongkrit terhadap program pemerintah disektor pertanian. Khususnya dalam upaya pemulihan kesuburan tanah dengan menerapkan penggunaan pupuk organik.
Disini, PT BSI bukan hanya mendampingi, tapi juga memberikan fasilitas pembuatan pupuk organik secara fermentasi. Yang paling utama adalah mesin penghancur kotoran kambing.
“Dalam rentang waktu sebulan, kita mampu memproduksi sekitar 10 ton pupuk organik,” cetus Sujiono.
Kemandirian pupuk tersebut laksana angin segar bagi para peternak kambing binaan PT BSI. Apalagi mayoritas mereka memang berlatar belakang petani buah naga.
“Sangat bermanfaat, mengingat pupuk bersubsidi, seperti NPK, urea dan Phonska saat ini terbatas hingga langka,” ujarnya. (Bi)