SURABAYA, beritalima.com | Tren positif dan strategi pengembangan usaha yang sudah mulai dilaksanakan diyakini PT Darmi Bersaudara Tbk akan mencapai hasil yang memuaskan di masa mendatang. Hal tersebut tersirat di paparan Direktur Utama PT Darmi Bersaudara Tbk, Nanang Sumartono Hadiwidjono, dalam Public Ekspose di Darbe Cafe, Jalan Raya Manyar Indah, Surabaya, Rabu (25/11/2020).
Dengan didampingi Komisaris Utama PT Darmi Bersaudara Tbk Abdul Haris, Nanang menegaskan, tahun 2021 target net sales telah dipatok sebesar Rp 114.660 juta, naik 2 kali net sales tahun 2020 yang mencapai Rp 49.993 juta.
Diakui, saat ini kondisi Perseroan pelan-pelan mulai melewati masa sulit akibat Pandemi Covid-19. Semua perusahaan merasakan itu. PT Darmi Bersaudara pun sempat stagnan. Ini karena India yang selama ini menjadi negara tujuan utama ekspor produk PT Darbe Bersaudara menerapkan lockdown.
Kemudian, ketika kondisi berangsur pulih pada pertambahan tahun, PT Darmi Bersaudara pun kembali mengirimkan 267 kontainer, atau rata-rata perbulannya adalah 53 kontainer. Sebelumnya, selama Januari sampai Maret 2020, jumlah volume ekspor yang dikapalkan mencapai 172 kontainer atau rata-rata per bulan 57 kontainer. “Jadi, kondisi saat ini mulai membaik, dan trend ekspor pelan-pelan meningkat,” tandas Nanang.
Selain itu, PT Darmi Bersaudara Tbk juga telah membuka kantor perwakilan di India. Komisaris Utama PT Darmi Bersaudara Tbk, Abdul Haris, mengatakan, beberapa langkah dalam mewujudkan rencana kerja operasional Perseroan di tahun 2021 sudah diawali pada kuartal ke-4 tahun 2019 dengan membuka representative office di Kolkata, India, beralamat di 14, N. S. Road, 4th Floor, dengan nama SRP Timber.
Pembukaan kantor perwakilan, lanjut Haris, selain bertujuan untuk memperpendek jalur penjualan langsung kepada end user, juga memiliki fungsi taktis sebagai sentral di dalam penetrasi ke pasar di India selama periode pandemik Covid-19 ini.
“Dan ini cukup efektif, yang tercermin pada volume ekspor/penjualan yang tumbuh cukup signifikan sebagaimana tercermin pada kuantitas kontainer yang berhasil dikapalkan Perseroan selama kurun waktu Juni – Oktober 2020,” jelasnya.
Haris juga menjelaskan, merebaknya pandemik Covid-19 di seluruh dunia membuat distribusi produk dan logistik cukup terganggu akibat kebijakan karantina/lockdown dari pemerintah lokal, terutama yang diberlakukan pada kota-kota besar yang sebagian daripadanya adalah kota-kota dengan pelabuhan tujuan ekspor Perseroan.
“Karena itu, strategi Perseroan untuk maksimalisasi fungsi representative office di Kolkata terbukti cukup berhasil,” terang Haris.
Haris juga menambahkan, pada April dan Mei 2020, Perseroan mengalami stagnasi dikarenakan pemerintah India menerapkan kebijakan karantina/ lockdown sebagai respon terhadap merebaknya pandemik Covid-19. Namun pada periode Juni – Oktober 2020 Perseroan dapat mengirimkan 267 kontainer, atau rata-rata per bulannya adalah 53 kontainer.
“Ini mendekati angka normal sebelum pandemic, dimana selama Januari – Maret 2020 (sebelum pandemik Covid-19), jumlah volume ekspor yang berhasil dikapalkan mencapai 172 kontainer atau rata-rata per bulannya adalah 57 kontainer,” jelasnya.
Ini artinya, lanjut Haris, pada Oktober 2020, representative office di India mampu mendongkrak penjualan ekspor Perseroan bertumbuh sebesar 73,52% dari posisi pada akhir tahun 2019 lalu.
Guna mendukung target net sales yang dipatok di tahun 2021 sebesar Rp 114.660 juta atau meningkat lebih dari 2 kali net sales tahun 2020 yang mencapai Rp 49.993 juta, di tahun 2021 Perseroan merencanakan akan melakukan penambahan modal melalui mekanisme Right Issue/ HMETD.
Nanang memang belum menjelaskan secara detail berapa jumlah saham yang akan dilepas nantinya, karena menunggu persetujuan para pemegang saham melalui mekanisme RUPS LB pada akhir bulan Januari 2021 mendatang.
Namun demikian, Nanang menjelaskan bahwa tambahan modal dari right issue ini akan dipakai untuk memperluas pasar ekspor, khususnya ke Korea Selatan (Korsel) dan Asutralia.
“Rencana untuk memasuki pasar ekspor baru, yaitu Korsel dan Australia sebenarnya sudah diinisiasi sejak tahun 2019 dan akan diprogramkan pada tahun 2020 ini. Namun karena melihat kondisi adanya pandemi, progam tersebut pun tertunda dan akan dilakukan pada tahun 2021 ini,” pungkas Nanang. (Ganefo)