Selain karyawan dan keluarganya, hadir pula undangan dari luar negeri. Presiden Direktur PT Dumas Tanjung Perak Shipyards, Yance Gunawan, di atas panggung tak henti-hentinya menyemangati karyawan untuk terus semangat dalam bekerja.
“Mari kita bekerja lebih baik dan lebih baik lagi. Kita akan terus berkolaborasi dengan sub-kontraktor untuk jangka panjang,” ucapnya di atas panggung.
Ditemui di sela acara, Yance mengatakan, pihaknya tidak hanya membangun kapal yang baik dan tepat waktu, namun juga menciptakan kultur perusahaan yang baik.
Dikatakan, pada tahun 2017 ini merupakan puncak-puncaknya bekerja untuk menyelesaikan sisa pesanan pembuatan kapal yang masih kurang 17 unit.
Diungkapkan, tahun 2017 yang baru berjalan sebulan ini pihaknya belum menerima order pembuatan kapal. Sehingga, masih belum diketahui berapa unit kapal yang akan dikerjakan untuk tahun depan.
Namun demikian, Yance tetap optimis tahun ini bakal terima pesanan untuk pengerjaan tahun depan, mengingat masih banyak BUMN semisal Pertamina, ASDP, Pelni dan Pelindo III yang membutuhkan penambahan dan penggantian kapal.
Untuk Pelindo III misalnya, kapalnya masih di bawah 50 persen dari yang dibutuhkan. Mereka butuh banyak kapal, karena kapal yang dimiliki umumnya sudah tua dan waktunya ganti kapal baru untuk menunjang kegiatan operasionalnya.
Data lain yang diperoleh media ini, 17 unit kapal yang akan diselesaikan PT Dumas Tanjung Perak Shipyards pada tahun ini, 10 diantaranya pesanan Kementerian Perhubungan.
PT Dumas mendapat kontrak pengerjaan kapal dari Kementerian Perhubungan sebanyak 12 unit. Dua unit diantaranya sudah diserahterimakan, yakni KM Sabuk Nusantara 57 dan KM Sabuk Nusantara 58.
Sedangkan 10 unit lainnya, yang proses pembangunannya sudah 90%, terdiri 3 kapal induk perambuan, 5 unit kapal perintis tipe 1200 DWT, 1 unit kapal perintis tipe 2000 DWT, dan 1 kapal kontainer 100 Teus.
Tidak hanya itu order pembuatan kapal dari Kemenhub, tapi sudah mencapai puluhan unit kapal. Sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo, PT Dumas membangun sekitar 7 kapal, masing-masing 2 kapal Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan 5 kapal Direktorat Kenavigasian.
Kapal patroli KN Trisula P.111, KN Sarotama, dan KN Chundamani adalah salah satu hasil karya PT Dumas. Selain KN Chundamani, kapal-kapal di atas hasil produksi bareng galangan kapal PT Dumas dengan Damen Shipyard Gorinchem Belanda.
Selain itu, Dumas juga pernah mengerjakan berbagai jenis kapal seperti kapal kargo, kapal feri, tug and barge, tank, kapal patrol, dan kapal keruk. Hingga saat ini perusahaan berdiri awal tahun 1973 ini telah membangun 153 kapal. Sebanyak 136 kapal sudah diserahterimakan, dan 17 unit masih on going proses hingga akhir tahun 2017.
Tentang belum adanya order yang diterima tahun ini, Yance mengkapkan, tak lepas dari kurangnya suport Menteri Perhubungan yang baru terhadap produksi kapal dalam negeri. Menurutnya, ini beda dengan menteri sebelumnya.
Sebelumnya pemerintah mengumumkan akan membangun 2.500 armada kapal. Dari situ banyak bermunculan perusahaan galangan kapal baru. Bahkan, ada 56 pabrik komponen otomotif yang beralih produksi komponen kapal.
Menurut Yance, kebijakan Menhub saat itu sangat menggairahkan produksi kapal dan komponen kapal dalam negeri. Namun, ketika mereka baru mulai bangkit, tiba-tiba ada pergantian menteri dan kebijakannya pun berubah.
Menurutnya, produksi komponen kapal di Indonesia masih sangat ketinggalan dibanding luar neger, baik produktifitas maupun kwalitasnya. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah seharusnya mendukung produksi komponen dan kapal dalam negeri. (Ganefo)