JAKARTA, beritalima.com – PT TASPEN (Persero) mencatat kinerja positif selama 2019 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp388,24 miliar, melonjak Rp116,69 miliar atau 42,97% jika dibandingkan dengan laba tahun 2018 sebesar Rp271,55 miliar. Peningkatan laba tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan premi sebesar 12,08% atau Rp977 miliar menjadi Rp9,07 triliun, serta pendapatan investasi yang naik sebesar Rp1,46 triliun menjadi Rp9,11 triliun atau tumbuh 19,08% dibandingkan tahun 2018.
Demikian hal itu diungkapkan Antonius NS Kosasih, Direktur Utama PT. Taspen ketika menjelaskan lonjakan kinerja dalam melakukan investasi secara hati – hati dan aman dengan memperhatikan dan memperhitungkan tingkat risiko yang diterima, kondisi pasar, likuiditas, imbal hasil yang optimal, serta pencadangan yang konservatif untuk menjamin kesejahteraan peserta.
”Di tengah kondisi pasar yang volatile kami selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dan prioritas pada keamanan investasi serta manfaat bagi peserta, sehingga kami berhasil mencatatkan kinerja yang positif sepanjangtahun 2019. Kenaikan laba yang signifikan inijuga mencerminkan kemampuan Taspen untuk beroperasi secara efisien di tengah kenaikan beban,” ujar Antonius Kosasih, Senin (27/1/2020) di Menara Taspen, Jakarta kepada awak media pasca sertijan direksk baru PT. Taspen.
Lebih lanjut ditegaskan Antonius bahwa aset portofolio investasi TASPEN ditempatkan pada instrumen yang sangat aman. Mayoritas investasi ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2% dari total portofolio. Porsi investasi di surat utang atau obligasi sebesar 67,5% dan deposito 18,7%. Adapun sisanya berupa investasi Iangsung 2,2%, saham 4,9%, dan reksa dana 6,7%.
“Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada surat utang negara maupun obligasi korporasi dengan fundamental yang kuat, dengan tingkat risiko yang rendah namun tetap memberikan imbal hasil yang baik,” tutur Antonius Kosasih
Untuk menjaga likuiditas perusahaan dan keamanan dana, TASPEN menempatkan hampir 80% deposito di bank BUMN, 18% di Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan hanya 2% pada bank umum. Untuk investasi di saham, TASPEN memilih saham-saham emiten yang terdaftar pada Indeks LQ-45 dan didominasi oleh saham-saham BUMN yang tergolong saham-saham blue chip. “Dalam proses pemilihan sahamnya kami selalu memperhatikan aspek makro ekonomi, fundamental, prospek bisnis, likuiditas, valuasi perusahaan serta faktor teknikal,” jelas Antonius Kosasih.
Pada instrumen reksadana, TASPEN berinvestasi melalui 15 Manajer Investasi (Ml) yang memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) di atas Rp 4 TriIiun dan 90% nya adalah Top 15 MI. Se|ain itu, hampir 50% penempatan dana TASPEN melalui Ml BUMN.
”Kami berkomitmen untuk selalu menerapkan prinsip kehati-hatian yang kami pegang teguh guna menjamin keamanan dana investasi peserta sekaligus memberikan manfaat secara maksimal kepada peserta,” tegas Antonius Kosasih.
Lanjutnya, PT. Taspen yang mengalami peningkatkan di tahun 2019 dibanding tahun 2018. PT. Taspen kaya Dirut, akan membangun Taspen Syariah dan kantornya tidak lagi di Cempaka Putih melainkan di Jalan Sudirman yang sudah menjadi asset PT. Taspen. ddm