beritalima.com | Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Jawa Timur meminta dan berharap agar Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya memperhatikan kondisi ruas jalan pintu keluar tol Pasuruan-Probolinggo Timur dilakukan pelebaran.
Kepala Dinas PU Bina Marga Jawa Timur, Gatot Sulistyo Hadi dikonfirmasi di kantornya, Jumat (12/7) mengatakan, akses jalan usai gerbang tol Probolinggo Timur kondisinya tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang melintas. Seringkali arus lalu lintas setelah pintu tol menuju Lumajang macet.
“Ruas jalan exit tol Pasuruan-Probolinggo, setelah dari exit menuju Lumajang karena kondisinya sudah cukup parah terutama kapasitas badan jalan sudah sangat sempit. Antara 6-7 meter,” ujar Gatot yang juga mantan kepala Biro Administrasi Pembangunan ini.
Dengan lebar jalan hanya tujuh meter, tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan yang didominasi truk besar. Saat truk melintas beriringan kemacetan panjang tidak terhindarkan lagi di jalur tersebut. Sebenarnya telah menyampaikan kepada BBPJN VIII Surabaya untuk melebarkan ruas jalan nasional ini. Namun belum ada tanggapan dari badan di bawah naungan Kementerian PUPR tersebut.
Ia pun berharap kalau memang izin pelebaran belum keluar, setidaknya ada pengerasan bahu jalan. “Intinya ada bahu jalan setengah meter itu ya bisa dilebarkan tanpa membebaskan tanah, itu dulu bisa dikerjakan,” ungkapnya.
Keinginan pelebaran jalan dari gerbang tol Probolinggo Timur menuju Lumajang juga pernah disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Gubernur kelahiran Surabaya itu sudah melanjutkannya ke pemerintah pusat. “Tahun 2020 ibu Gubernur sudah mengusulkan ke pemerintah pusat agar itu dilebarkan, disamping ada prakasa jalan tol leces Lumajang,” pungkasnya.
Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah lalu misalkan, atrean kendaraan bahkan terjadi hingga mencapai 5 kilometer. Kondisi seperti ini terus terjadi terlebih ketika hari-hari libur dan akhir pekan. (pca/p)
