JAKARTA, Beritalima.com– Foto Puan Maharani terpampang di baliho di kota-kota besar di Indonesia. Baliho tersebut menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan.
“Ya, pemasangan baliho tentu hak setiap orang. Puan juga mempunyai hak untuk memasang fotonya di baliho. Hanya saja, pemasangan baliho tentu mempunyai tujuan tertentu,” kata pengamat komunikasi politik Universiras Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga kepada Beritalima.com di Jakarta, Selasa (10/8) pagi.
Namun, lanjut mantan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP) Jakarta ini, kalau Puan memasang fotonya di baliho bertujuan untuk meningkatkan elektabilitasnya, tentu dia salah memilih media. Sebab, media baliho tidak efektif genjot elektabilitas. hanya efektif untuk menimbulkan awareness.
Jadi, sebanyak apapun foto Puan di baliho, tidak akan dapat mendongkrak elektabilitasnya. Karena itu, rendahnya elektabilitas Puan di hasil survei tidak relevan dikaitkan dengan bertebarannya baliho dia yang terpanpang di berbagai kota di tanah air.
Karena itu, pria yang akrab disapa Jamil teersebut, seseorang biasanya menggunakan baliho kalau dia merasa belum dikenal masyarakat. Melalui baliho diharapkan orang tersebut akan dikenal sehingga popularitasnya meningkat.
Seharusnya Puan sudah populer, karena ia pernah menjadi menteri pada periode pertama Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) 2014-2019. Sebelumnya, dia beberapa periodee menjadi wakil rakyat dan menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR RI. Sekarang Puan mendapat kepercayaan dari partai sebagai pemenang Pemilu Legislatif 2019-2024 menjadi Ketua DPR RI.
“Puan, jelas Jamil, idealnya tidak memerlukan lagi baliho memperkenalkan dirinya. Puan butuh media lain yang dapat meningkatkan elektabilitasnya. Tentu tim media Puan tahu media yang pas meningkatkan elektabilitas,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)