SURABAYA, beritalima.com – Anggota Komisi E DPRD provinsi Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, menilai bahwa rencana pemerintah pusat untuk meluncurkan Sekolah Garuda sebagai wadah bagi anak-anak berprestasi adalah langkah positif untuk memperkuat kualitas pendidikan nasional.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi Jawa Timur sebenarnya sudah lebih dulu menjalankan konsep serupa melalui jaringan sekolah unggulan yang tersebar di berbagai daerah.
Menurut Puguh, sekolah-sekolah unggulan yang dibentuk Pemprov Jatim sudah berfungsi sebagai lembaga pendidikan dengan kurikulum, karakter, dan pembinaan khusus untuk mencetak generasi muda yang unggul dan berdaya saing tinggi.
“Sebenarnya di Jawa Timur sudah ada sejak lama sekolah-sekolah unggulan yang menjadi model pendidikan berkarakter dan berprestasi. Ada enam sekolah Taruna yang bekerja sama dengan berbagai instansi, baik militer maupun sipil,” jelas Sekretaris fraksi PKS DPRD provinsi Jatim ini.
Puguh merinci enam sekolah unggulan tersebut, yaitu SMAN Taruna Nala Malang, bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara, SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, bermitra dengan Polri, SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri, bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat, SMAN 2 Taruna Pamong Praja Bojonegoro, yang fokus pada pembentukan kepemimpinan sipil dan SMAN 1 Taruna Madani Pasuruan, yang mengedepankan pendidikan berbasis keimanan, karakter, dan akhlak.
“Enam sekolah ini sudah terbukti menghasilkan siswa dengan karakter kuat, disiplin, dan daya saing tinggi. Karena itu, saya kira Jawa Timur bisa menjadi prototipe nasional untuk pengembangan Sekolah Garuda,” ujar legislator asal Jember ini.
Menurut Puguh, konsep Sekolah Garuda yang digagas pemerintah pusat di bawah program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dapat memperkuat sinergi antara pusat dan daerah, dengan menjadikan model Jawa Timur sebagai acuan.
“Kalau pemerintah pusat ingin memperkuat sekolah unggulan nasional lewat Sekolah Garuda, maka Jawa Timur bisa jadi contoh nyata yang sudah berjalan baik. Tinggal diperluas dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah lain,” paparnya.
Lebih jauh, Puguh menjelaskan bahwa tantangan pendidikan Indonesia kini bukan lagi sekadar pemerataan akses atau mengatasi buta huruf, melainkan meningkatkan kualitas dan daya saing generasi muda.
“Isu pendidikan hari ini bukan lagi soal tidak sekolah, tapi bagaimana memastikan anak-anak kita di seluruh Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang benar-benar berkualitas. Mereka harus punya karakter, kompetensi, dan integritas untuk bersaing di tingkat global,” tegasnya.
Legislator muda dari PKS ini menilai bahwa penguatan sekolah-sekolah unggulan seperti yang dilakukan di Jawa Timur merupakan bentuk investasi jangka panjang bagi bangsa.
“Kalau ingin membangun Indonesia yang kuat, kita harus menyiapkan generasi yang unggul sejak dini. Pendidikan yang membentuk karakter dan kompetensi itulah kuncinya,” pungkas Puguh.(Yul)

