GRESIK,beritalima.com-Menjelang Pemilihan Bupati Gresik pada 27 November mendatang, Puluhan generasi milenial yang mengatasnamakan Pemuda Pemudi Duduksampeyan menggelar deklarasi menolak memilih kotak kosong.
Deklarasi tersebut bertempat di Al-Hambra Resto N Fishing Duduksampeyan, Rabu (16/10/2024) malam,
Koordinator Aliansi Pemuda Pemudi Duduksampeyan Ahmad Buchori (34) menyampaikan, deklarasi tersebut mengajak kalangan pemuda untuk tidak memilih kotak kosong, dengan pertimbangan dampak negatif yang ditimbulkan.
“Resiko-resiko yang dapat terjadi pastinya ada vakum kepemimpinan yang diPJ kepada pejabat tertentu minimal 1 tahun,” ujar pemuda asal Desa Duduksampeyan tersebut.
Ia juga menjelaskan, adanya PJ berpotensi tidak dapat membuat kebijakan kongkrit dan sesuai kebutuhan masyarakat
“Melalui Kotak Kosongpun kepemimpinan tidak jelas arahnya dan masyarakat menuntut dipimpin dengan visi dan misi yang jelas,” terang Buchori.
Tak hanya itu, dari segi anggaran, pelaksanaan Pilkada yang memakan anggaran sebesar kurang lebih Rp85 Miliar tentu akan membengkak jika pelaksanaannya diulang.
“Maka dari itu, kita sadar bahwa resiko kotak kosong ini sangat besar jika kita melihat lebih rinci lagi,” kata dia.
Buchori menegaskan, deklarasi menolak memilih kotak kosong untuk Pilkada Gresik 2024 penting dilakukan agar masyarakat mengerti tak ada manfaat mendukung kotak kosong.
“Berbeda ketika paslon mana saja yang terpilih maka kami akan menuntut untuk terciptanya program-program populis bagi kemajuan masyarakat Gresik,” tutupnya.
Perlu diketahui, pada Pilkada Gresik 2024 ini, hanya terdapat satu pasangan calon (Paslon) yang mendaftar di KPU Gresik yakni Calon Bupati (Cabup) dan Wakil Bupati (Cawabup) Gresik nomer urut 1 Fandi Akhmad Yani – dr. Asluchul Alif. Dengan demikian Paslon tersebut secara mekanisme dipertarungkan dengan kotak kosong.(*)