BANYUWANGI, beritalima.com – PT Bumi Suksesindo (BSI), operator pertambangan mineral di kawasan Tumpangpitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, mengajak media meliput kegiatan operasional mereka.
Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (14-15 April 2018).
Sekitar 30 media yang ambil bagian dalam program site tour ini. Para awak media yang diundang berasal dari Malang, Surabaya dan Banyuwangi.
Disamping melihat kegiatan operasional, para jurnalis akan diajak untuk melihat sejumlah UMKM binaan PT BSI.
“Sesuai rundown, teman-teman media kita ajak melihat kegiatan operasional PT BSI. Meliputi kantor MIA, Pit (B East, E) Ore Procession Plant (OPP), Heap Leach Pad (HLP), Nursery,” jelas Corporate Comunications Manager PT BSI, Teuku Mufizar Mahmud, kepada awak media, Sabtu (14/4/2018).
PT BSI sendiri mulai membuka program site tour akhir tahun 2017. Program tersebut terbuka untuk masyarakat dan para pemangku kepentingan. Serta peserta bisa dari kelompok masyarakat yang datang atas undangan PT BSI maupun atas inisiatif mereka sendiri.
Untuk mengikuti site tour, para peserta terlebih dahulu harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk memasuki wilayah tambang. Mereka harus mendapatkan ijin masuk tambang, mengikuti induksi keselamatan dan mengikuti standar keamanan dan keselamatan tambang.
“Hal ini berlaku bagi semua pengunjung. Tidak ada pengecualian bagi siapa saja yang berkunjung ke dalam area site BSI,” tambahnya.
Program site tour ini merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat mengenai kegiatan operasional PT BSI. Hal itu dilakukan semata-mata untuk membuka ruang informasi dan komunikasi kepada masyarakat.
Keterbukaan informasi ini untuk memberikan pemahaman tentang manfaat keberadaan tambang bagi masyarakat sekitar.
“Kami ingin memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kehidupan tidak dapat terlepas dari tambang,” masih kata Mufi.
Meskipun sudah lima tahun PT BSI beroperasi di Tumpang Pitu, masih terdapat kelompok masyarakat yang mempertanyakan tanggungjawab PT BSI dalam melakukan kegiatan penambangan dan pelestarian lingkungan.
“Melalui kegiatan ini, kami dapat menjawab dan mempertegas komitmen kami dalam melaksanakan kaedah pertambangan yang baik dan tanggung jawab sosial dan lingkungan kami kepada masyarakat,” pungkasnya.
PT Bumi Suksesindo (BSI), perusahaan pertambangan di pegunungan Tumpangpitu, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, tidak hanya memproduksi emas dan perak.
Perusahaan modal dalam negeri itu sedang eksplorasi cadangan deposit tembaga.
James Francis, General Manager Operations PT BSI menjelaskan, selain cadangan deposit emas dan perak, di kawasan Tumpangpitu terdapat juga cadangan deposit tembaga.
Cadangan deposit tembaganya diperkirakan setara dengan cadangan deposit batu hijau di Newmont.
“Tembaga ada di perut bumi, saat ini masih dalam fase eksplorasi. Sedang bangun terowongan untuk eksplorasi bawah tanah. Dibutuhkan waktu 8 tahun,” ungkapnya.
PT BSI baru memulai fase produksi untuk emas dan perak satu tahun terakhir. Operasi tujuh bukit penambangan, itu diklaim skala dunia karena menerapkan konsep pertambangan berbasis lingkungan.
“Kita sudah 7,5 juta jam kerja tanpa Kecelakaan kerja. Bahwa operasi tujuh bukit BSI menjadi acuan internasional. Kebanggaan Banyuwangi dan dunia,” pungkasnya.
PT Bumi Suksesindo (BSI) sebagai operator tambang emas di Banyuwangi, berkomitmen untuk menjaga lingkungan area operasionalnya di kawasan pegunungan Tumpangpitu. Sebab seringkali tambang dianggap merusak lingkungan.
Semisal, bagaimana menjaga flora dan satwa di kawasan tambang tersebut tetap terjaga.
Doni Roberto, Super Intendent Departemen Lingkungan PT BSI menjelaskan, untuk menjaga lingkungan menjadi kewajiban pihaknya.
Pemantauannya dilakukan secara periodik. Meliputi air, udara, tingkat kebisingan hingga populasi satwa dan flora.
“Secara periodik kita ambil sampel air untuk diketahui PH nya. Kita pasang alat untuk mengetahui tingkat kebisingan dan sebagainya,” katanya kepada media disela-sela media site tour, Sabtu (14/4/2018).
Bahkan, divisi lingkungan mempunyai regulasi dimana setiap karyawan tidak boleh mengambil, membunuh satwa maupun flora yang ada di kawasan.
Bahkan, karyawan harus segera melaporkan jika menemui satwa yang terancam keselamatannya.
“Pernah kita selamatkan Kukang langka, kita relokasi jauh ke dalam hutan. Dan kita identifikasi detail untuk dilaporkan ke pihak terkait,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya terus melakukan penghijauan di lahan-lahan kritis, dengan menabur benih atau menanam dari jenis tanaman buah-buahan.
Tanaman itu dipilih sebagai upaya untuk memberikan cadangan makanan bagi satwa seperti kera dan lainnya.
“Kita berharap satwa tetap krasan (betah) dan kembali di hutan-hutan di sekitar sini. Kita pake metode suksesi alamiah,” pungkasnya. (Abi)