GRESIK, beritalima.com | Pembagian Jaring Pengaman Sosial (JPS) di Desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, menimbulkan gejolak di masyarakat. Dampaknya, sejumlah warga Desa Krikilan menggeruduk Balai Desa Krikilan, Senin (8/6/2020) siang.
Kedatangan puluhan massa ini ditemui langsung oleh Kepala Desa Krikilan, Supri, beserta perangkatnya dengan didampingi anggota Polsek Driyorejo. Beberapa warga membentangkan poster bertuliskan sindiran kepada perangkat Desa Krikilan. Tulisannya antara lain “Perangkat Gak Becuss”, “Bantuan Tidak Tepat Sasaran”, “Bantuan PJS Pilih-Pilih”, dan beberapa poster yang bernada satire.
Koordinator Aksi, Rony, melalui orasinya menyebutkan, bantuan PJS yang disalurkan oleh Pemdes Krikilan tidak tepat sasaran dan terkesan hanya orang dekat perangkat desa yang mendapatkannya. Dia mencontohkan di RT 9 ada 86 kepala keluarga (KK), tapi yang terdaftar hanya 18 KK. Padahal, dari masyarakat yang tidak mendapatkan rata-rata dari kalangan ekonomi rendah, bahkan ada yang tergolong keluarga miskin dan tidak mendapat bantuan apapun.
“Bantuan itu dengan nyata tebang pilih. Padahal semua terdampak pandemi corona,” kata Roni.
Di lain lihak, Supri mengakui, karena keterbatasan waktu dan banyaknya jumlah penduduk, sehingga bantuan tidak tersalurkan dengan baik. “Kami meminta maaf apabila dalam pembagian dana JPS hari ini ada yang belum terdaftar. Selanjutnya, kami akan data pada pembagian tahap berikutnya,” dalih Supri. (Ganefo)
Teks Foto: Puluhan warga Desa Krikilan, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, saat menggeruduk Kadesnya, memprotes pembagian JPS yang dinilai tidak adil, Senin (8/6/2020) siang.