Jakarta, beritalima.com | Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL atau Pushidrosal, akan menambah kapal survey baru untuk Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) , hasil kerjasama antara pabrikan Jerman Abeking & Rasmussen dengan perusahaan lokal PT Palindo Marine Batam.
Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Budi Purwanto mengawali Peresmian Peletakan Lunas Kapal BHO (Ocean Going) di PT Palindo Marine Batam (14/12), secara simbolis dengan pengelasan pada pelat material lambung kapal.
Acara kemudian dilanjutkan oleh Sekretaris Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan (Baranahan/Kemhan) Brigjen TNI Heru Sudarmanto mewakili Pejabat pembuat Komitmen (PPK), menandatangani Protokol Penyelesaian Upacara Peletakan Lunas.
Ini sebagai langkah awal Indonesia sebagai salah satu negara maritim yang besar dan kuat, dalam menjaga dan memelihara kekayaan yang ada di atas dan dalam laut. Kedepan, Indonesia dapat membangun kapal BHO sendiri secara bertahap. Kini, TNI AL sejumlah kapal survey seperti KRI Rigel-933 dan KRI Spica-934.
Pemerintah melalui Kemhan menghadirkan kerjasama antara Abeking & Rasmussen Jerman dengan Galangan Kapal PT Palindo Marine Batam sebagai bagian dari Transfer of Technology (ToT) untuk membangun kapal BHO (Ocean Going) agar dalam proses pembangunannya dapat diterima tepat waktu dan tepat mutu.
Proyek ini berdurasi tiga tahun yang dimulai sejak Januari 2023 hingga Desember 2025. Adapun tahapan proyek mencakup seperti Main Ships Design Plan Review, Starting of Steel Cutting, Keel Laying, Launching, Shipnaming, Comissioning, Harbour Acceptance Test, Sea Acceptance Test, Crew Training.
Kapal BHO (Ocean Going) yang diperuntukan Pushidrosal untuk kebutuhan survey, pemetaan dan deteksi bawah air maupun untuk kapal riset ini memiliki panjang 105 meter, lebar 17,4 meter dan draft kapal 4,5 meter dengan kapasitas 90 kru dan kecepatan 16 knot. Kapal akan dilengkapi dengan teknologi lebih canggih dari kapal yang telah ada, dan akan selesai pada akhir 2025.
Jurnalis: Abriyanto