Jakarta | beritalima.com – Hasil survei Pembejalaran Tatap Muka (PTM) usai Seminar Nasional bertemakan Refleksi Pendidikan Akhir Tahun di Masa Pandemi, yang dilaksanakan pada Kamis (31/12/2020) oleh Bidang Pendidikan dan Kebudayaan pada Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (PW ISNU) DKI Jakarta, sekaligus melaksanakan Haul Gusdur ke 11.
Berdasarkan data yang disampaikan Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Uswadin, M.Pd. jumlah responden yang masuk adalah sebanyak 1.327 responden dengan 64,1% berasal dari DKI Jakarta, 6,9% berasal dari Bodetabek dan daerah lainnya 29% berasal dari daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Papua.
Adapun data orang tua berdasarkan responden terbesar adalah dari orangtua SMP/MTs sebanyak 737 responden, orangtua SD/ Madrasah sebanyak 562 responden, orangtua SMA/SMK sebanyak 173 responden, orangtua KB-TK sebanyak 47 responden dan orangtua mahasiswa sebanyak 44 responden.
Berdasarkan data yang masuk terhadap pertanyaan apakah Bapak/ ibu setuju untuk semester genap atau mulai Januari 2021 dilakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah/ kampus? Maka jawabannya adalah sebanyak 52% tidak setuju dan 48% setuju dilakukan pembelajaran tatap muka.
“Artinya walaupun selisih sedikit, namun ketidaksetujuan orang tua untuk pembelajaran tatap muka lebih besar dari yang setuju. Ini berarti orang tua masih banyak menghendaki belajar dari rumah (BDR),” ujar Uswadin kepada peserta seminar.
Diterangkan Uswadin, ada lima alasan utama orang tua yang tidak setuju terhadap pembelajaran tatap muka, yaitu Pandemi masih belum turun sehingga khawatir anak terdampak atau tertular Covid-19 (72,6%). Guru/dosen atau orang tua lain belum tentu bersih dari Covid-19 (33,4%). Perjalanan ke sekolah/ kampus atau sebaliknya masih khawatir keamanan kesehatannya (26,8%). Sekolah/kampus belum maksimal menyiapkan standar-standar sesuai protokol kesehatan (18,85). Dan keterbatasan pelindung muka/ face shield dan masker yang dimiliki orang tua (11%).
Sedangkan lima alasan orang tua setuju terhadap pembelajaran tatap muka, 60,2% pembelajaran di rumah kurang maksimal. Anak tidak fokus belajar dan cenderung bermain (44,3%), Anak-anak sudah mulai bosan belajar di rumah (40,7%), Anak-anak dengan menggunakan protokol kesehatan akan terhindar dari Covid (27,6%), dan Anak-anak kurang disiplin dan sering tidak mengerjakan tugas (25,6%).
Dengan demikian diungkapkan Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan PW ISNU DKI Jakarta, merekomendasikan dan mengharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah daerah lainnya agar di semester genap ini pembelajaran di sekolah dan kampus dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) sampai dengan Pandemi Covid-19 dinyatakan landai dan aman.
“Apalagi pasca libur semester dan libur akhir tahun banyak pergerakan masyarakat yang ke luar masuk dari dan ke daerah untuk memanfaatkan liburan yang bisa jadi selama perjalanan tersebut secara sadar atau tidak sadar terimbas corona,” tuturnya yang diketahui Fakhruddin, Ketua PW ISNU DKI Jakarta.
Reporter : Dedy Mulyadi