WONOSOBO, beritalima.com | Kepala Kesbangpol, Didik Wibawanto membuka sarasehan pembinaan dan validasi ormas yang sangat penting dilakukan oleh negara, hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana ormas yang masih aktif dan pergerakan mereka. Pembinaan dan validasi ormas tersebut bertempat di Pendopo Wakil Bupati.
Pada kesempatan itu dikatakan Kepala Kesbangpol Wonosobo, kegiatan pembinaan yang dilakukan terkait organisasi masyarakat dan masyarakat pada umumnya tentang bahaya radikalisme dan terorisme tidak hanya tugas pemerintah saja khususnya Kesbangpol. Akan tetapi tugas semua warga negara Indonesia. Untuk itu harus kita sadari bersama bahwa kita hidup di Indonesia maka kita harus patuh kepada aturan yang ada demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Indonesia.
“Adapun tujuan dari validasi ormas adalah untuk mengetahui berapa jumlah ormas yang masih aktif dan apa saja yang dilakukan. Jika terjadi pelanggaran maka akan segera diberikan pengarahan. Sebab keberadaan ormas sangatlah penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan tetapi harus kita waspadai kegiatan ormas yang dipergunakan untuk kepentingan tertentu yang bisa mengganggu stabilitas negara.” Papar Didik Wibawanto Kamis (21/11)
Semetara pemateri dari Kodim 0707 Wonosobo Kapten Czi Sarwiyono menyampaikan bahwa gerakan radikal itu sudah ada sejak jaman dahulu kala dan tidak dipungkiri bahwa faham radikalisme masih ada di Indonesia hal ini dibuktikan dengan peristiwa bom bunuh diri di Medan. Untuk itu demi tegaknya NKRI maka radikalisme dan terorisme mari kita basmi bersama – sama. Sebab di Indonesia sudah ada dasar negara yang sangat cocok dengan bangsa ini yaitu Pancasila.
“Semangat nasionalisme harus terus dipelihara seluruh warga negara, sebagai upaya mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Serta menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI dari berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan. Orams harus ikut berperan aktif menangkal segala bentuk aksi radikalisme mengatasnamakan agama dan juga menjaga nasionalisme dari segala bentuk ancaman bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara. Sebagian negara sudah tidak terlepas dari pengaruh persoalan radikalisme dan terorisme seperti melanda kawasan Timur Tengah, khususnya Irak dan Suriah.” Terangnya
Perkembangan teknologi yang semakin canggih, trend penggunaan media sosial telah dimanfaatkan oleh kelompok radikal, menebar paham radikal melalui situs-situs, buku-buku, ceramah-ceramah, masih mudah dijumpai. Begitu juga melalui pendidikan mulai dari sekolah-sekolah, kampus-kampus, pesantren-pesantren, dan itu merupakan ancaman.
“Karena itu, perlu usaha bersama dari pemerintah, organisasi kemasyarakat, organisasi kemahasiswaan dan pemuda, LSM dan Pers dalam rangka membentengi diri masyarakat dari pengaruh paham radikal, terlebih masuk menjadi anggota kelompok radikal tersebut untuk menjaga keutuhan negara.” Pungkas Kapten Czi Sarwiyono (Budi)