Rafless Akui Kekurangan SDM Polhut Ditempatkan Dititik Rawan Karhutla

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Progres penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) bekerjasama dengan Kementerian Lingkungam Hidup dan Kehutanan (KLHK) terhadap kondisi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di tujuh Provinai rawan Karhutla. Rafless Brotester Panjaitan, Plt. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan menyatakan selalu update lahan kebakaran, diantaranya Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim.

Di Riau kata Rafless, kualitas udaranya terbilang dan sudah cukup bagus, jarak pandang 4km sudah normal di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pakanbaru. Sedangkan di Jambi terdapat hotspot baik NOAA – 19 maupun hotspot Terra/Aqua. Sudah ditangani oleh tim ekspedisi dan UPT – UPT termasuk masyarakat dan partisan dalam membantu penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan.

Lebih lanjut di Sumsel, hotspot NOAA-19 terbilang kecil dibanding hotspot terra/aqua, perlu inspeksi namum jarak pandang 0,6km di bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang karena berasap dan penerbangan sering mengalami keterlambatan/delayed. Begitu juga di Kalbar, kualitas udaranya sudah baik dan jarak pandang sudah baik juga.

Sementara dijelaskan Plt. Dir. Pengendalian Karhutla, di Kalteng, hotspot dari NOAA-19 terbilang rendah dan kualitas udara sudah baik dan jarak pandang untuk bandara Tjilik Riwut – Palangkaraya 8km dan penerbangan dianggap normal. lanjutnya, Kalsel sama seperti Kalbar sedangkan Kaltim jarak pandangnya mencapai 10km.

“Perbandingan total jumlah hotspot tahun 2018 dan 2019 : 1 Januari 20 Oktober 2019, berdasarkan Satelit NOAA : 8.139 titik, pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 4.432 titik, berarti terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 3.707 titik / 83,64 %,” imbuhnya.

Begitu juga dikatakan Rafless, perbandingan total jumlah hotspot tahun 2018 dan 2019 : (tanggal 1 Januari 20 Oktober 2019), berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level lebih besar dari 80% : 25.318 titik, pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 8.494 titik, berarti terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 16.824 titik/198,07%.

Di lain pihak Rafless mengatakan untuk mengendalikan Karhutla, Kepala Desa diminta tidak saja sibuk dalam urusan birokrasi akan tetapi membuat demplot pertanian sehingga bila terjadi kebakaran lahan bisa secepatnya membantu memadamkan titik api. Namum dari luas lahan hutan yang terbakar ini, Rafless mengakui mengalami kekuarangan SDM Polhut untuk ditempatkan di daerah titik rawan kebakaran hutan dan lahan. Sehingga begitu terdeteksi titik api bisa secepatnya dipadamkan dan tidak lagi menunggu karhutla baru dipadamkan. ddm

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *