Rafless Ingatkan Jangan Bayar Orang Untuk Bakar Hutan

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Dalam pengendalian kebakaran hutan, menurut keterangan Rafless Brotester Panjaitan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dilakukan secara terpadu hal inipun terkait laporan dari beberapa titik api. Oleh karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengingatkan kepada masyarakat agar jangan mau dibayar untuk membakar lahan oleh oknum-oknum tertentu.

“Karena manusia penyebab kebakaran, berarti harus diubah. Jangan mau dibayar untuk membakar oleh oknum-oknum tertentu,” ujar Rafless, Plt. Direktur Kabakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Selasa, (24/9/2019) di media Center KLHK dalam jumpa pers di KLHK.

Ia pun memperingatkan agar perusahaan tidak membayar orang secara individu untuk membakar lahan demi kepentingan mereka sendiri. Jika semua pihak memiliki rasa saling memiliki, kata dia, maka karhutla bisa ditangani dengan baik ke depannya.

Dengan demikian, menurut Raflesia, yang paling utama harus dilakukan adalah perubahan perilaku masyarakat diiringi korporasi. Pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, stakeholder harus bergerak membuat kegiatan program pencegahan mulai tingkat desa,” kata dia.

,”Adapun pencegahan karhutla yang dilakukan KLHK sudah dimulai sejak tahun 2016 dengan melaksanakan patroli terpadu Patroli terpadu yang dilakukan di 731 desa tersebut mampu mengurangi luas kebakaran setiap tahunnya,” katanya.

Masih lanjut Raflesia, dari data yang dihimpun KLHK, sejauh ini sudah ada kasus dan tersangka yang ditetapkan kepolisian, anrara lain Polda Riau sebanyak 52 kasus dengan 47 orang tersangka perseorangab dan 1 perusahaan.

Polda Sumatera Selatan 18 kasus dengan 27 orang tersangka perseorangan dan 1 perusahaan; Polda Jambi 10 kasus dengan 14 orang tersangka perseorangan; Polda Kalimantan Selatan 4 kasus dengan tersangka 4 orang.

Polda Kalimantan Tengah 57 kasus dengan 65 orang tersangka perseorangan dan 1 perusahaan, serta Polda Kalimantan Barat 55 kasus dengan 61 orang tersangka perseorangan dan 2 perusahaan.

“Terakhir ada beberapa titik laporan, namun yang paling banyak adalah di Kalimantan Tengah,’ imbuhnya. ddm

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *