JAKARTA, Beritalima.com– Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto mengaku, tidak ingin ada pihak asing yang mengetahui pertahanan Indonesia.
Menurut Prabowo, itu alasan dia kenapa tidak mau menjelaskan anggaran Kemenhan secara terbuka kepada publik. Itu disampaikan Prabowo dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara II, kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (11/11).
Dikatakan, anggaran kementerian yang dipimpinnya sangat berkaitan dengan hal yang menyangkut pertahanan Indonesia dan bersifat rahasia. Karena itu, perlu kehati-hatian mengungkapkan terbuka kepada publik.
“Sebagai penyelenggara di bidang pertahanan keamanan negara, seharusnya kita selalu prudent, hati-hati dan sedapat mungkin sulit pihak non Indonesia untuk terlalu mengerti dan memahami kondisi pertahanan kita. Ini sifat yang harusnya diambil semuanya. Itu pendapat saya. Yang terpenting anggaran itu dapat dipertanggungjawabkan,” kata Prabowo.
DPR sebagai perwakilan rakyat, kata Prabowo, kata dia, DPR RI sebagai perwakilan rakyat punya tugas untuk mengawasi. “Yang penting pemerintah itu bertanggung jawab. Yang penting, kami diawasi lembaga legislatif. Saudara yang mewakili kekuatan, kedaulatan rakyat untuk benar-benar mengawasi.”
Rapat kerja perdana Prabowo dengan Komisi I DPR RI diwarnai hujan interupsi. Prabowo awalnya memaparkan rancangan kerja Kemhan kepada Komisi I DPR RI. Usai menyampaikan paparan, Effendi Simbolon langsung instrupsi.
Politikus PDIP itu meminta agar Prabowo turut menjelaskan terkait anggaran dana Kemhan. Sebab, kata Effendi, poin-poin anggaran dana Kemhan itu tercantum dalam berkas yang diberikan kepada peserta rapat, namun tidak dijelaskan oleh Prabowo dalam pemaparannya.
“Ini dukungan anggarannya seperti apa karena disini ada. Tolong disampaikan, jadi ini menjadi bahan kita, bahasan di dalam rapat kita hari ini,” tutur politisi Dapil DKI Jakarta III ini.
Menanggapi interupsi Effendi, Prabowo mengatakan, akan menjelaskan secara rinci anggaran dalam forum tertutup. Sebab, itu berkaitan dengan pertahanan negara yang menurutnya bersifat rahasia.
Namun, Effendi lagi melakukan instrupsi. Menurut dia terkait anggaran itu tak perlu dijelaskan dalam forum tertutup lantaran telah tercantum dalam APBN. “Disampaikan saja, ini kan sudah terbuka di APBN kita ada Rp 131 triliun, bukan angka rahasia,” ucap Effendi.
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha menilai Prabowo tidak perlu memaparkan anggaran Kemhan dalam forum terbuka. Itu, kata dia sebgaimana telah disepakati bahwa pembahasan terkait anggaran dilakukan secara tertutup. “Sesuai dengan rapat kapoksi terkait hal anggaran nantinya tertutup,” tutur Syaifullah.
Kemudian, instrupsi disampaikan anggota Adian Napitupulu. Adian, menilai permintaan Effendi meminta Prabowo menjelaskan anggaran Kemhan secara terbuka tak perlu diperdebatkan.
“Yang diminta oleh Pak Effendi sederhana, apa yang sudah dipaparkan di sini, dipaparkan saja secara lisan. Bahwa pendalaman kita buat tertutup ini tidak persoalan. Ini kan lucu. Di sini kita paparkan terbuka, tapi enggak mau dibacakan, enggak mau disampaikan,” ujar Adian.
Perdebatan terus berlangsung, sampai akhirnya, Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid meminta agar Prabowo hanya menyampaikan anggaran yang sudah disahkan dalam APBN dalam rapat.
Saat diberi kesempatan untuk memaparkan anggaran Kemhan, Prabowo mengira bahwa terkait anggaran tersebut akan disampaikan secara tertutup. Menurut Prabowo hal itu sebagaimana yang biasa dilakukan oleh Menhan terdahulu.
“Saya sebetulnya saya mengira bahwa seluruhnya ini tertutup. Sebagai mana menhan-menhan yang dulu. Jadi itu sikap saya kalau kita mau ulangi soal anggaran bisa. Maksudnya apa? Maksudnya kan kita udah tahu anggaran nya 131 sekian-sekian. Komponennya kita sudah tau tapi kalau memang dibutuhkan saya siap.”
“Tapi kalau saya merasa saya ditekan untuk terbuka saya tidak akan lakukan. Saya bertanggung jawab kepada Presiden RI. Kami bersedia kepada saudara-saudara secara tertutup, saya bersedia, tapi maaf saya tidak akan mau bicara terlalu terbuka,” demikian Prabowo Subianto. (akhir)