Raker Dengan Nadiem, Senator Cantik Adukan Nasib Guru Sulit Dapat Sertifikasi

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima,com– Senator dari Dapil Provinsi Lampung,. dr Jihan Nurlela mengadukan sulitnya guru non PNS untuk mendapatkan sertifikasi kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudrisek) Nadiem Makarim dalam Rapat Kerja Komite III DPD RI dengan Kemendikbud secara virtual, Selasa (15/6).

Menurut senator cantik ini, memperbaiki mutu pendidikan harus diiringi dengan kesejahteraan tenaga pendidik (guru). “Salah satu permasalahan yang terjadi dan menjadikan masalah lainnya muncul adalah Belum ada kebijakan Upah Minimum Guru pak menteri, sehingga gaji guru honorer sangat kecil dan tidak laik,” kata dia.

Upah minim, jam kerja yang padat setara bahkan melebihi guru PNS, dampak ekonomi dari pandemi Covid- 19 membuat guru semakin susah. Gaji kecil yang tidak layak ini, menurut Jihan ditemui saat reses di lapangan, khususnya aspirasi dari Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori usia 35 tahun ke atas (GTKHNK 35+) di Provinsi Lampung.

“Keluhan yang sering kami terima juga misalnya, guru non PNS sulit mendapatkan sertifikasi, salah satu masalahnya adalah sulitnya mendapat NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan)sebagai persyaratan mendaftar sertifikasi tenaga pendidik,” jelas Jihan.

Dalam RDP ini, Jihan bertanya kepada Nadiem mengenai program Kampus Mengajar. Menurut dia, anggaran untuk Kampus mengajar bisa saja dialokasikan buat guru honorer yang memang mengajar di daerah terpencil, atau terluar.

“Mengenai kampus mengajar, apakah program itu sudah mempertimbangkan soal anggarannya. Sudahkah proporsional jika dibandingakan dengan anggaran yang digelontorkan buat honorer dan tenaga pendidik? Apakah tidak lebih bijak mengalokasikan sedikit lagi tambahan untuk para guru honorer terlebih untuk GTKHNK+35?” papar dia.

Adik kandung wakil gubernur Lampung, Chusnunia Chalim ini juga menanggapi soal Pelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah yang mulai diberlakukan. “Saya sepakat PTM harus dicoba untuk mengobati psikologis anak dan orang tua yang seperti dikatakan mereka sudah banyak yang menjadi loss generation, banyak gejala yang sudah muncul atas ketiadaan pembelajaran secara langsung oleh guru terutama persoalan akhlak,” demikian dr Jihan Nurlela. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait