MADIUN, beritalima.com- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, menggelar high level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bersama stakeholder terkait, Senin 25 Maret 2024.
Dalam rakor tersebut, Walikota Madiun, Dr. H. Maidi, meminta, agar inflasi terkendali, dinas terkait harus bisa menganalisis di waktu atau bulan apa terjadinya gejolak harga.
Selain itu, juga disampaikan, jika di bulan Ramadan ini, ia memastikan Warung Tekan Inflasi (Wartek) milik Pemkot Madiun yang menjual kebutuhan pokok dengan harga dibawah pasar, terus buka.
“Enam Wartek terus kita buka. Di Kota Madiun tidak ada yang kesusahan cari barang. Semua stok kita pastikan aman,” terang Dr. H. Maidi.
Walikota juga akan melakukan pengecekan di sejumlah gudang untuk memastikan barang tidak ditimbun, namun diedarkan untuk masyarakat.
“Mau hari raya semua gudang kita cek jangan ada penimbunan. Masyarakat juga jangan terlalu euforia beli barang banyak banyak. Beli secukupnya, uangnya disimpan untuk investasi,” pesannya.
Dalam rakor ini, juga disampaikan jika inflasi di Kota Madiun pada Februari 2024, sebesar 0,59 persen. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Jawa Timur 0,49 persen dan nasional 0,37 persen. Kemudian juga lebih tinggi jika dibandingkan inflasi Januari lalu yang hanya 0,16 persen.
Sedangkan di sejumlah daerah di Jawa Timur, tertinggi terjadi di Sumenep 0,7 persen. Disusul Gresik 0,62 persen, Tulungagung 0,6 persen, Kediri 0,54 persen, Banyuwangi 0,52 persen. Selanjutnya Kota Probolinggo 0,51 persen, Malang 0,5 persen, Jember 0,48 persen, dan Bojonegoro 0,39 persen.
Hadir dalam rakor tersebut diantaranya Kepala Bank Indonesia Kediri, Choirur Rofiq, Sekda Kota Madiun, Soeko Dwi H, perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Pertamina, dan perwakilan Bulog. (Kmf/editor: Dibyo).
Dr. H. Maidi (nomor 2 dari kiri) atas.