Jakarta | beritalima.com – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH Dr. Ir. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.M mengingatkan kepada pemangku kepentingan terhadap penyelamatan danau di Indonesia tidak hanya sebatas selebrasi akan tetapi sebagai aksi nasional berdasarkan Perpres No.60/2021 tentang Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional. Hal itu disampaikan saat Rakornas Penyelamatan Danau Indonesia, di The Westin Jakarta, pada Rabu (1/10/2025).
“Banyak danau yang kemudian harus benar benar kita lakukan konservasinya secara menyeluruh. Minggu kemarin kita sama-sama menyaksikan, mendengar, melihat bencana banjir di Provinsi Bali yang tadi adiknya memberikan support kepada semangat kepada kita semua dalam bentuk misis yang disampaikan secara clear,” terangnya kepada peserta Rakornas Penyelamatan Danau Indonesia.
Diterangkan Menteri Hanif, 9 September 2025 lalu itu curah hujan cukup tinggi di Bali, ada 150 mm per day bahkan mencapai 350 an mm per day. Maka pada hari itu di Bali turun hujan di angka 245,57 atau setiap meter perseginya 245 liter air yang turun ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung yang memiliki luas sekitar 49.500 hektar.
Ditandaskan bahwa DAS Ayung merupakan DAS Hulu wilayah Kintamani area Gunung Batur, ternyata Bali relatif tinggi untuk menghadapi dentuman dari perubahan iklim hingga menghadirkan pola hujan yang luar biasa.
Lanjutnya DAS Ayung yang dengan sangat nyata menjadi banjir yang cukup besar yang menewaskan 21 orang dan 1 orang lagi belum ditemukan.
DAS Ayung seluas 49.500 hektar itu hanya tersisa 1.500 hektar hutan atau hanya 3% namun dibawahnya menurut keterangan Menteri LH menopang 5 Kabupaten Bangli, Denpasar, Tabanan, Badung, dan Gianyar.
“Ini kemudian diperparah dengan sampah yang kondisinya luar biasa, Ini mencerminkan bahwa tidak sederhana kita ngomong saja tetapi saatnya memang kita harus terlibat. Dan generasi muda yang hadir pada hari ini, dan nanti pada saatnya maka bonus demografi ini harus benar-benar mampu kita manfaatkan,” tandasnya.
Namun event yang sangat penting yang harusnya persiapkan sejak awal unar Menteri, mestinya peringatan pertama World Lake Day diselenggarakan dalam konferensi Internasional dan mematuhi semua pihak seperti yang disampaikan Dr. Masahisa Nakamura, Science Advisor, Former Vice President of ILEC.
“Bahwa penanganan danau tidak bisa berdasarkan spot by spot tetapi perlu internet konektivitas, perlu kolaborasi, perlu saling memberikan inovasi, perlu saling memberikan kebijakan-kebijakan lokal yang mampu mengelola danau kita,” tandas Hanif Faisol Nurofiq.
Bahkan 15 danau prioritas diucapkan Rekno Marsudi mantan Menteri Luar Negeri RI yang kini utusan khusus Sekjen PBB untuk urusan air. Dikatakan Retno Maraudi seluruh danau dari 15 danau prioritas tersebut kondisinya tidak baik.
Pungkas Menteri Lingkungan Hidup, Danau telah mendapat perhatian internasional dengan upaya pemerintah sendiri untuk mengembalikan daya-daya tampung Danau. Peraturan Presiden No.60 tahun 2021 telah mengamanatkan ada 15 Danau Kreatif Nasional yang harus ditangani.
“Untuk di Jawa ada dua danau yakni Rawa Pening dan Rawa Danau. Rawa Pening di Jawa Timur, Rawa Danau di Banten tapi sebetulnya di Jawa ini semua Danau-nya hampir memaksa,” pungkasnya.
Jurnalis : Dedy Mulyadi






