Jakarta, beritalima.com| – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno membuka Jakarta International Litery Festival (JILF) 2025 di Plaza Teater Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat (13/11). Festival bertema “Tanah Air dalam Tubuh Kita,” berlangsung hingga Minggu (16/11), diisi dengan beragam kegiatan serta diikuti sastrawan dari enam negara.
“Malam ini, di hadapan para sastrawan dari Indonesia, Filipina, Jepang, Iran, Jerman, Ukraina, dan negara lain, kita menyatakan sesuatu yang sederhana namun tegas,” kata Rano. Kegiatan ini sebagai bukti tentang Jakarta bukan hanya kota beton, namun juga kota percakapan, imajinasi dan kota yang percaya bahwa sastra mampu menyembuhkan, menantang serta menyalakan kembali nurani.
Menurut Rano, pemilihan tema “Tanah Air Dalam Tubuh Kita” menggambarkan tanah air bukan semata amparan geografis, tetapi sesuatu yang lebih sunyi, yakni sebuah ingatan, sebuah luka, sebuah bahasa, sebuah harapan yang kita bawa dalam tubuh kita sendiri.
Kehadiran Rano dalam pembukaan acara ini tak hanya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, tapi juga sebagai bagian dari sebuah kota yang sedang menuliskan bab baru menjelang ulang tahun yang kelima ratus tahun.
“Jakarta merupakan kota yang percaya bahwa literasi bukan hanya kegiatan membaca dan menulis, tetapi ikhtiar untuk merawat kewarasan,” jelasnya. Selama ini, lanjut Rano, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berupaya untuk terus memperluas gerakan literasi melalui berbagai program seperti taman baca, perpustakaan digital, ruang baca publik hingga malam hari dan berbagai inisiatif di sekolah-sekolah.
Karena itu, Ia berharap festival ini bisa menjadi rumah dialog yang diperlukan bagi yang terluka dan lentera bagi mereka mencari jalan pulang. Sebagai informasi, JILF 2025 mencakup acara seperti Bincang Penulis (Authors’ Forum) menghadirkan 23 penulis Indonesia dari daerah seperti Bireuen, Boyolali, Singkawang, Larantuka, Mamuju, dan Paniai serta empat penulis internasional.
Selain itu, ada Program Baca Kata (Reading Night), pembacaan karya 11 penulis, serta Tumbuh dan Merambat (Live Mural), yang menampilkan pembuatan mural oleh enam seniman. Festival juga menyuguhkan beragam program kolaborasi, pasar komunitas literasi, bazar buku, peluncuran buku, diskusi isu terkini, dan pertunjukan kata.
Jurnalis: rendy/abri/bj







