DENPASAR, beritalima.com – Rasio NPL (Non Perfoming Loan) atau kredit bermasalah perbankan di Provinsi Nusa Tenggara Timur tercatat di bawah NPL (Non Performing Loan) nasional yang tercatat di kisaran 3 persen. NPL NTT sempat meningkat pada bulan Mei hingga Juli 2022 dikarenakan terdapat satu bank umum yang mengalami peningkatan NPL signifikan, namun NPL kembali membaik pada Agustus seiring dengan penurunan pada Bank Umum tersebut.
Demikian disampaikan Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Nusa Tenggara Timur Setia Ariyanto, saat menyampaikan materi tentang Market Update LJK Provinsi NTT pada kegiatan Media Gathering di Hotel Tribe Bali, Rabu (26/10/2022).
Dikatakan Setia Ariyanto, rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) Perbankan NTT menunjukkan tren peningkatan dan tercatat di atas 100 persen. Hal tersebut disebabkan sumber dana perbankan (BU selain BPD) yang bersumber dari luar provinsi NTT /dana antar kantor.
Selanjutnya, Setia Ariyanto menambahkan, dana pihak ketiga (DPK) Perbankan di Provinsi NTT posisi September 2022 terkonsentrasi dalam bentuk tabungan sebesar 53,81 persen, diikuti deposito 31,28 persen dan giro 14,90 persen. secara YoY seluruh jenis DPK mengalami pertumbuhan.
“DPK Perbankan di NTT posisi September 2022 terkonsentrasi dalam bentuk kredit konsumsi sebesar 58,10 persen, diikuti modal kerja sebesar 36,77 persen dan investasi sebesar 5,13 persen. Secara yoy dan ytd kredit modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan, sedangkan kredit investasi masih mengalami penurunan”, ujarnya.
Kegiatan Media Gathering yang berlangsung di Hotel Tribe Bali Beach dibuka Kepala Seksi Kehumasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur Frida S, mewakili Plt Kepala Kantor Perwakilan BI NTT, yang dihadiri empat narasumber lainnya, yakni Danang Purbo Executive Trainer Kantor Perwakilan BEI NTT, Herbudi Adrianto Kepala Bagian Umum Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara NTT, Dwi Harivarman Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara NTT, serta 15 peserta dari wartawan media cetak, televisi dan media daring. (L. Ng. Mbuhang)
