SURABAYA, beritalima.com – Rasiyo menuturkan jika program unggulan Presiden Prabowo Subianto sebenarnya sangat baik. Namun karena dilakukan dengan persiapan yang kurang matang, maka sebagian besar program tersebut bermasalah.
Termasuk diantaranya adalah Makan Bergizi Gratis (MBG) yang belakangan mengakibatkan lebih dari 8 ribu siswa, ibu hamil dan menyusui keracunan usai menyantap makanan yang diberikan di sekolah dan petugas
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang dibagikan untuk ibu hamil dan menyusui.
Karena itu, anggota DPRD provinsi Jatim ini mendukung kebijakan Prabowo Subianto agar program tersebut dievaluasi. Bagian dari evaluasi tersebut adalah melakukan peraturan yang sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan adalah Zulkifli Hasan.
“Sebenarnya saya sudah mengusulkan agar MBG itu tidak disamaratakan. Bagi lembaga-lembaga yang sekolahnya mampu ya orang tuanya mampu, tidak perlu mendapatkan jatah MBG. Karena selera makanan mereka berbeda dengan sekolah kebanyakan. Pihak sekolah juga sudah mampu secara mandiri untuk memberikan makanan sehat bergizi kepada para siswanya, karena biaya sekolah mereka yang mahal sudah termasuk mendapatkan makan siang di sekolahnya,” terang anggota komisi E DPRD provinsi Jatim ini.
Mantan Sekretaris pemerintah provinsi Jatim ini mengungkapkan bahwa dengan dana sebesar Rp 10.000,- lebih baik diberikan kepada masyarakat yang memerlukan, seperti sekolah di desa yang sangat-sangat miskin Dasil 1 dan Dasil 2 masih banyak yang belum dapat MBG.
“Jadi tidak tepat sasaran ketika yang mendapatkan MBG itu di SMAN 15 yang sebagian besar siswanya memiliki kondisi ekonomi yang bagus. Karena itu saya sangat mendukung dan mengusulkan agar program tersebut harus tepat sasaran. Disamping itu juga agar dilakukan evaluasi untuk SPPG nya, dapurnya, termasuk bahan makanan yang akan diberikan agar benar-benar sehat dan bermanfaat untuk para penerima MBG,” sambungnya.
Untuk menghindari makanan yang menyebabkan keracunan, Rasiyo berharap SPPG menjaga kebersihan dapurnya, termasuk tempat untuk mencuci tempat makan, mencuci bahan makanan, dan cara memasak yang benar-benar matang.
“Seandainya memungkinkan, saya mengusulkan agar sekolah-sekolah memiliki dapur sendiri agar para siswa bisa menyantap hidangan yang hangat dan menyehatkan. Ini bisa menghindari keracunan karena makanan yang dihidangkan oleh dapur sekolah, tidak terlalu banyak, makanan juga cepat disantap,” pungkasnya.(Yul)








