SURABAYA, Beritalima.com-
Anggota DPRD provinsi Jatim Rasiyo menuturkan, perjalanan karir yang selama ini diraihnya, berjalan mulus. Dimulai berprofesi sebagai seorang guru matematika di SMPN XII Surabaya, menjadi guru les, hingga kepala sekolah.
Kemudian meningkat menjadi seorang kepala dinas pendidikan provinsi Jawa Timur. Sampai pada puncaknya, menjadi eselon 1, sebagai Sekretaris pemprov Jatim.
Disamping itu, Rasiyo bersama almarhumah istri tercinta juga memiliki sekolah swasta yang sangat besar, lengkap dan juga memiliki ribuan siswa.
Namun meskipun sudah bergelimang harta dan kedudukan yang mentereng, seorang Rasiyo tetap mendedikasikan dirinya untuk melayani masyarakat.
Pernah mencalonkan diri sebagai wakil walikota Surabaya mendampingi Lucy Kurnia Sari, namun gagal. Kegagalan tersebut tak membuat semangat Rasiyo pudar.
Pria berparas tampan yang penuh wibawa tersebut, kembali menjajal keberuntungannya dengan menjadi calon anggota legislatif di daerah Magetan, namun gagal.
Kemudian, setelah istri tercinta wafat, justru Rasiyo bisa mendapatkan kursi di Dapil Jatim 1 kota Surabaya.
Mengalahkan rivalnya yang sudah 3 periode menjadi anggota legislatif, Rasiyo berhasil melenggang ke gedung Indrapura.
“Saya ini terbiasa berjuang, terbiasa menaklukkan tantangan.
Setelah tidak lagi memiliki jabatan alias pensiun sebagai PNS, saya ingin melakukan hal lain yang menurut saya lebih memiliki nilai. Terutama yang langsung berhubungan dengan masyarakat,” terang politisi partai Demokrat ini.
Menurutnya, ada contoh konkret yang di dapat dari seniornya, Soekarwo atau yang akrab disapa Pakde Karwo. Setelah purna tugas menjadi Sekda pemprov Jatim, Pakde Karwo justru bisa menjadi seorang Gubernur Jatim dua periode.
“Terjun ke politik itu penuh dinamika. Jika menjadi seorang birokrasi, semua pegawai tunduk dan tegak lurus pada pimpinan. Berbeda dengan dunia politik. Politik itu sering kali meleset dari dugaan kita, bahkan kita harus banyak belajar untuk bisa memahami dinamikanya,” sambung anggota komisi E DPRD provinsi Jatim ini.
Politik itu luar biasa, perlu perjuangan secara sungguh-sungguh. Perlu komitmen dan pengorbanan besar, baik finansial maupun spiritual. Semua kader punya kepentingan berbeda, sehingga dibutuhkan banyak ikhtiar dan belajar.
“Meskipun tujuan utamanya adalah memberikan pengabdian yang terbaik pada masyarakat. Kita juga sering berkomunikasi dengan komunitas, dengan banyak ormas, yang nantinya apa yang mereka inginkan bisa kita implementasikan. Di sisa usia saya, saya ingin memberikan manfaat bagi semuanya,” pungkasnya.(Yul)