Ratusan Miliar Mengendap di Gudang, Nasim Khan Desak Penyerapan Gula Dipercepat

  • Whatsapp
Anggota DPR RI Nasim Khan saat kunjungan ke gudang gula di PG Prajekan Bondowoso dikonfirmasi sejumlah wartawan. (Rois/beritalima.com)

BONDOWOSO, beritalima.com – Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Nasim Khan, mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mempercepat penyerapan gula petani, khususnya di wilayah Jawa Timur. Pasalnya, stok gula yang menumpuk di sejumlah pabrik gula (PG) telah memenuhi gudang dan berpotensi menurunkan kualitas jika tidak segera terjual.

“Kami sudah menyerap aspirasi para petani dan seluruh pihak di SGM. Stok tebu yang sudah jadi gula sekarang memenuhi gudang, bahkan sebentar lagi terpaksa harus menyewa tempat tambahan. Nilainya ratusan miliar rupiah dan dana itu mengendap. Petani ada yang sampai menjual aset atau meminjam ke bank dengan bunga tinggi,” ujar Nasim saat kunjungan di PG Prajekan minggu (10/8/2025).

Bacaan Lainnya

Pihaknya menegaskan, petani tetap berkomitmen menjual gula sesuai harga patokan pemerintah (HPP) 14500 rupiah, meskipun tergoda untuk menjual cepat dengan harga lebih rendah. Nasim berharap pemerintah, presiden, kementerian terkait, dan seluruh pemangku kepentingan segera menemukan formulasi terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.

“Jangan sampai petani rugi. Kalau dibiarkan menumpuk digudang seperti ini, kualitas gula bisa menurun dan petani bisa kapok. Kita harus menjaga kedaulatan pangan dan swasembada gula,” tambahnya.

Selain itu, Nasim menyoroti masalah gula rafinasi yang menurutnya harus dikendalikan secara ketat. Ia mengingatkan bahwa gula rafinasi hanya untuk kebutuhan industri, bukan konsumsi langsung masyarakat, karena harganya jauh di bawah gula kristal putih produksi petani.

“Kami di Komisi VI akan mengusulkan agenda rapat dengar pendapat dengan Kementerian Perdagangan, BUMN, Danantara, dan pihak terkait untuk membahas regulasi gula rafinasi. Kalau pengendalian tidak maksimal, semua pihak akan merugi,” tegasnya.

Sementara itu ditempat yang sama Koordinator Wilayah Jawa Timur IV SGM, Mulyono, menambahkan bahwa secara kasat mata perbedaan gula kristal putih dan gula rafinasi cukup jelas.

“Gula rafinasi bijinya lebih halus dan putih sekali. Peruntukannya memang untuk industri, bukan konsumsi langsung,” imbuhnya.

Dirinya berharap media dan masyarakat memahami perbedaan tersebut, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terkait kualitas dan kegunaan gula yang beredar di pasaran.

“Kami berharap teman-teman wartawan serta masyarakat bisa mensosialisasikan terkait perbedaaan gula rafinasi dan gula lokal, ” pungkasnya. (*/rois)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait