Jakarta, 8 November 2018 (Humas Bakamla RI)— Menginjak hari kedua, booth pameran Bakamla yang tergabung dalam Indodefence 2018 masih ramai didatangi pengunjung. Terlihat Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla Laksma TNI Eko Jokowiyono, S.E., M.Si. juga menyempatkan hadir ke booth Bakamla yang berada di Hall B3 tersebut, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (8/11/2018).
Kedatangan Laksma TNI Eko tidak lama berselang setelah Danseskoal Laksda TNI DR. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D. memasuki booth Bakamla, dan langsung terlibat pembahasan tentang tayangan video yang sedang ditampilkan. Rupanya Danseskoal tertarik pada tayangan latihan bersama Bakamla dengan Japan Coast Guard, yang kebetulan pada saat itu Laksma TNI Eko menjabat sebagai Direktur Latihan Bakamla yang terjun langsung atas kesuksesan latihan bersama itu.
Sementara itu, Laksma Eko juga menyatakan apresiasinya atas keikutsertaan Humas Bakamla pada event pameran berskala internasional tersebut. Apalagi melihat banyaknya pengunjung dari berbagai kalangan yang antusias dengan keberadaan Bakamla.
Momen seperti ini menjadi media yang tepat untuk memberikan pemahaman ke masyarakat tentang Bakamla, pasalnya masih adanya kebingungan masyarakat tentang eksistensi Bakamla, yang tentunya berbeda dengan instansi lainnya. Dalam salah satu kesempatan, pegawai Bakamla yang sedang bertugas jaga menjelaskan dan memberikan contoh kejadian penahanan aparat Indonesia oleh Vietnam Coast Guard tahun lalu, Mei 2017, yang akhirnya bisa diselesaikan dan aparat tersebut dipulangkan dengan selamat ke Indonesia, berkat koordinasi intensif Bakamla dengan VCG, yang menganggap Bakamla sebagai instansi sesama CG. Tentunya hal ini juga tidak terlepas dari dukungan pihak lainnya seperti Kemenlu dan Kedutaan Indonesia di Vietnam. Hal ini menunjukkan keberadaan Bakamla untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara dua negara terkait keamanan dan keselamatan laut sangat diperlukan, seperti misalnya adanya MoU Common Guideline yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan terkait grey area, yaitu wilayah abu abu yang belum jelas batas perairan antara Indonesia dengan Malaysia, dimana tindakan yang bisa dilakukan adalah hanya mengusir keluar.
Tidak hanya dari kalangan instansi dan swasta, adapula rombongan mahasiswa dari berbagai universitas, tertarik mencari tahu lebih dalam tentang Bakamla.
Bahkan, kedutaan Amerika sangat tertarik pada salah satu material display pameran Bakamla berupa majalah garda maritim. Head of Acquisitions American
Embassy bahkan berpesan khusus agar pihaknya bisa mendapatkan setiap edisi yang diterbitkan.