Ratusan Satwa Liar Tetap Terjaga Dioperasi Tujuh Bukit PT BSI

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Gunung Tumpangpitu tidak hanya kaya mineral emas, perak maupun tembaga. Pegunungan yang terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur ini ternyata menjadi hunian satwa dilindungi. Keberadaan fauna tersebut terekam mata lensa karyawan Devisi Lingkungan, Departemen Enviro, PT Bumi Suksesindo (BSI).

Tercatat ada 149 jenis satwa yang menghuni Pegunungan Tumpangpitu. Jumlah itu yang terjepret sepanjang tahun 2017 – 2018. Fauna seperti rusa, babi hutan, elang dan kuntul terdapat di pegunungan yang dekat dengan Pantai Pulau Merah yang kini menjadi destinasi wisata di Banyuwangi.

Iwa Muliawan dan Setiawan merupakan dua karyawan Departemen Enviro PT BSI yang rutin melakukan pengamatan terhadap keberadaan satwa. Periode pengamatan dilakukan tiap bulan hingga tri wulan. Temuan itu kemudian dibukukan dan sedang dalam tahap cetak. Selasa (22/5/2018) petang, Setiawan memaparkan karya tulisnya kepada para mahasiswa dan dosen sejumlah perguruan tinggi yang ada di Sunrise of Java.

“Data dan foto yang terhimpun kami bukukan agar dapat dinikmati oleh kalangan pelajar maupun masyarakat umum. Semoga itu bermanfaat bagi tambahan buku panduan di kalangan pendidikan,” ujarnya saat peluncuran dan bedah buku bertajuk Satwa Liar Dioperasi Tujuh Bukit PT BSI, di Restoran Muncar, Hotel Santika.

Dalam proses pengamatan yang dijalankan Devisi Lingkungan tak berjalan mudah. Satu persatu hewan yang ditemui di dalam hutan difoto lalu didata. Setiap fauna baru yang dijumpai langsung menjadi tambahan catatan jumlah satwa yang menghuni hutan di sekitaran wilayah pertambangan mineral PT BSI.

“Pernah ada satwa yang kita temui sedang sakit. Hewan itu langsung kita upayakan pengobatan ke rumah sakit yang ditunjuk,” tambahnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Banyuwangi, Khusnul Khotimah, menyambut baik terobosan baru yang dilakukan PT BSI. Perusahaan tambang yang dikelola oleh perusahaan dalam negeri ini ternyata melakukan pengembangan program dengan melakukan pengamatan serta perlindungan terhadap satwa.

“Ini menarik. Kami sudah biasa disuguhi paparan tentang sistem penambangan. Dan PT BSI tidak hanya berkutat dengan urusan CSR (Coorporate Social Responshibility). Perusahaan ini ternyata konsen juga dengan urusan lingkungan hidup,” pujinya diacara bedah buku.

Khusnul pun mengaku penasaran fauna apa saja yang berhasil terekam mata lensa karyawan PT BSI yang kemudian dibukukan. Dia bahkan berharap agar program ini terus dikembangkan sehingga lebih banyak menemukan flora maupun fauna yang ada di Tumpangpitu.

“Sekarang mungkin baru fauna. Barangkali kedepan bisa dikembangkan ke pengamatan floranya. Kami juga ingin tahu vegetasi tumbuhan yang ada di sana,” tukasnya.

Tahap awal, buku karya Iwa dan Wawan (panggilan Iwa Muliawan dan Setiawan) akan dicetak 500 eksemplar. Ratusan buku itu akan didonasikan PT BSI ke sejumlah sekolah di semua jenjang pendidikan sebagai tambahan khasanah bacaan para siswa. (Bi)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *