Duta yang diharapkan, ketika terjun di masyarakat mereka mampu menjadi aktor yang mampu mereduksi tingginya angka kekerasan, terutama kekerasan terhadap anak.
Mereka prihatin, karena jumlah kasus kekerasan terus meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kekerasan pada anak selalu meningkat setiap tahun.
Hasil pemantauan KPAI dari 2011 sampai 2014 terjadi peningkatan yang signifikan. Tahun 2011 terjadi 2.178 kasus, 2012 ada 3.512 kasus, 2013 ada 4.311 kasus, dan 2014 sebanyak 5.066 kasus.
Selain itu ada 5 kasus tertinggi dengan jumlah kasus per bidang dari 2011 hingga April 2015. Pertama, anak berhadapan dengan hukum hingga April 2015 tercatat 6.006 kasus. Selanjutnya, kasus pengasuhan 3.160 kasus, pendidikan 1.764 kasus, kesehatan dan napza 1.366 kasus, serta pomografl dan cybercrime 1.032 kasus.
Rektor UMSurabaya, Dr. dr. Sukadiono, mengatakan, wisuda kali ini begitu istimewa, mengingat ada berbagai pencapain UMSurabaya, dari akademik maupun non-akademik.
Selain itu, persoalan kekerasan yang kondisinya sudah darurat tersebut harus membuat institusi pendidikan introspeksi diri.
“Selain ikut turun mereduksi praktik-praktik kekerasan, kurikulum pendidikan harus mulai dilihat kembali. Aksi solidaritas yang bertema Harmoni Nusantara, Bangkit Melawan Kekerasan, disampaikan dengan menari bersama,” terang Sukadiono di sela acara wisuda, Sabtu (21/5/2016).
Aksi unik tersebut sengaja digagas agar para wisudawan mengingat, bahwa selain bekerja mereka juga punya tanggungjawab menjadi duta anti kekerasan.
Idham Choliq, wisudawan S1 Keperawatan dari Fakultas Umum Kesehatan, mengatakan, aksi menari bersama tersebut diilhami banyaknya kasus kekerasan di nusantara akhir-akhir ini.
“Kasus kekerasan di Lampung dan daerah lain di Indonesia adalah hal yang seharusnya tidak boleh terjadi di tengah-tengah majemuknya masyarakat kita. Jangan ada lagi kekerasan, dan kami para wisudawan siap menjadi duta anti kekerasan,” tandas Idham. (Ganefo)
Teks foto: Setelah diwisuda, ratusan wisudawan UMSurabaya menari bersama sebagai aksi melawan kekerasan.