Reclasseering Indonesia Banyuwangi Gelar Sayembara Hitung Material Program RLTH Desa Badean

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Reclasseering Indonesia Banyuwangi, Jawa Timur, gelar sayembara hitung material program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) atau bedah rumah tahun 2019, Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari.

“Latar belakang sayembara karena adanya perbedaan pendapat antara saya dan Kepala Desa Badean,” ucap Ketua Reclasseering Indonesia Banyuwangi, La lati, SH, Rabu (17/3/2021).

Seperti diketahui, La Lati adalah motor pelaporan dugaan Mark Up anggaran program RTLH tahun 2019 Desa Badean, di Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi. Sementara Pemerintah Desa Badean, menilai bahwa program bedah rumah tersebut telah terlaksana dengan baik.

Laporan administrasi, pertanggung jawaban keuangan dan pemeriksaan lapangan pun juga telah dilakukan petugas Inspektorat Banyuwangi. Dan hasilnya, tidak terdapat temuan apa pun dalam program RTLH tahun 2019, Desa Badean.

“Menurut saya, pemeriksaan Inspektorat tidak bisa dijadikan acuan secara menyeluruh,” katanya.

Pemeriksaan Inspektorat, masih La Lati, dilakukan secara sampling dan acak. Atau tidak diperiksa secara keseluruhan.

“Inspektorat kan kekurangan tenaga, biasanya begitu. Nah, kelengahan-kelengahan itulah yang kami duga dijadikan akal-akalan pihak desa untuk menentukan bangunan yang dijadikan sampling,” ungkap aktivis yang berkantor di Desa Temuasri, Kecamatan Sempu ini.

Untuk itu, dalam sayembara Ketua Reclasseering Indonesia Banyuwangi, yang menentukan rumah warga miskin penerima bantuan RTLH tahun 2019 Desa Badean, sebagai objek penghitungan para peserta.

La Lati mengklaim, penghitungan yang dia lakukan atas material bahan bangunan dalam program bedah rumah tahun 2019 Desa Badean, sama dengan hasil hitung Kejaksaan Negeri Banyuwangi. Dan itu yang membuat dirinya sangat percaya diri untuk menggelar sayembara hitung material program RTLH tahun 2019, Desa Badean.

“Saya mengadakan sayembara, dari pada kita berdebat. Kalau kejaksaan dan saya kan hitungannya sama,” katanya.

Dalam sayembara, La Lati membagi kepesertaan menjadi 2 katergori. Kategori 1, untuk masyarakat berpendidikan S1/ S2, teknik bangunan. Memiliki kualifikasi konsultan dan pekerja dibidang jasa perencana. Atau pengawas konstruksi bangunan.

Sedang kategori 2, untuk kalangan Ketua LSM dan Ormas. Pimpinan Redaksi dan Kabiro media dan kantor berdomisili di Kabupaten Banyuwangi. Batas pendaftaran kepesertaan tentatif.

“Sementara pendaftaran kita batasi sampai akhir Maret, tapi tidak menutup kemungkinan diperpanjang. Saya sediakan hadiah uang Rp 5 juta dari kantong pribadi untuk pemenang,” ujar La Lati.

La lati meyakini bahwa hasil penghitunganya tidak jauh neda dengan hasil penghitungan Peserta.

“Karena saya sudah menghitung, sesuai hitungan konsultan saya, saya takin tidak akan jauh beda dengan hasil hitungan peserta nantinya.” ungkap lalati

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Badean, Kecamatan Blimbingsari, Nursyamsi, mengaku baru tahu adanya sayembara yang digelar Reclasseering Indonesia Banyuwangi. Apa alasan dan dasar penyelenggaraan sayembara dia juga tidak tahu – menahu.

“Mungkin penyelenggara memang kerjasama dengan orang penerima program bedah rumah atau bagaimana, saya kurang paham,” katanya. (bi)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait