Refleksi Akhir Tahun 2018: Antisipasi Gerak Sosial Yang Berdampak Disintegrasi

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com – Refleksi akhir tahun 2018, yang diselenggarakan DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), mengambil tema “Memperteguh Komitmen Kebangsaan di Tahun Politik”. Pada kesempatan itu, hadir aktivis dan tokoh lintas generasi, Minggu (30/12/2018) di Restauran Pulau Dua, Senayan, Jakarta.

Lebih lanjut diungkapkan Ketua Umum DPP PGK Bursah Zanubi, SE dihadapan peserta refleksi yang hadir baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Ada dua hal yang disampaikan, yaitu bidang ekonomi dan keamanan. Dalam bidang ekonomi, Bursah Zanubi sebagai pimpinan LSM, memberi apresiasi atas keberhasilan Pemerintahan Jokowi dalam menjaga pertumbuhan dan pemerataan pembangunan.

Baik infrastruktur strategis, penurunan angka kemiskinan hingga 9,82%, maupun pengambil alihan Blok Rokan dan Blok Mahakam dari kontraktor asing ke Pertamina, serta menguasai 51,2 persen saham PT. Freeport Indonesia melalui PT Inalum. “Sebagai anak bangsa, kita bangga atas sukses Pemerintah menyelenggarakan tiga event berkelas dunia, yaitu Asian Games 2028, Asian Para Games 2018, dan IMF-World Bank Group Annual Meeting di Bali,” pungkasnya.

Dari bidang keamanan, merasa bangga melihat profesionalisme dan soliditas TNI – Polri dalam melakukan pengamanan baik arus mudik lebaran, menindak pelaku teror di beberapa kota, dan melakukan pengamanan Pilkada serentak pada tahun politik 2018 di 171 daerah meskipun terjadi gejolak money politik. Selain tahun politik 2018 memasuki tahapan pemilu 2019 baik Pileg maupun Pilprea secara serentak.

“Sepanjang tahun ini, faktanya menyaksikan narasi kampanye dipenuhi ujaran kebencian, hoax, fitnah, kampanye hitam, dan perdebatan minim data. Narasi negatif itu tersebar secara masif melalui media sosial. Jargon dan kampanye politik bukan lagi bersifat adu program tapi lebih menonjolkan politik identitas dan SARA,” ujarnya.

Lebih jauh diungkapkan Irjen Pol. Gatot Eddy Pramono, Kepala Satgas Nusantara Polri. Ada empat yang harus dilaksanakan oleh Satgas Nusantara, pertama kemitraan, manajemen media, manajemen sosial, dan penegakkan hukum. Tugas Satgas Nusantara Polri adalah untuk mendinginkan tensi pemilu serentak tahun 2019 nanti, baik untuk Pemilihan Legislatif maupun Pemilihan Presiden.

“Kegiatan rutin polisi melihat perkembangan informasi agar tidak berkembang dan tidak terjadi konflik sosial. Ini menjadi tantangan prioritas Polri, karena konflik sosial merupakan tantangan besar yang berimplikasi pada investor yang seharusnya datang menjadi mundur,” pungkasnya.

Lanjutnya, dalam menghadapi Pileg dan Pilpres, para calon agar menang melalui pendukungnya hingga terjadi polarisasi yang pada gilirannya mengakibatkan suhu politik semakin memanas. Yang tidak benar menurutnya, sudah suhu politik makin panas dipanas – panasin.

“Kami harus mengantisipasi gerak sosial yang berdampak pada disintegrasi sosial akibat adanya isu yang tidak benar atau hoax dan ujaran kebencian atau hate speech,” imbuhnya. dedy mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *