JAKARTA, beritalima.com – Tim Kampanye Nasional Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin telah meluncurkan aplikasi Jokowi App di Jakarta, pada Sabtu 17 November 2018. Selama lebih dari satu setengah bulan sejak diluncurkan, Jokowi App telah menarik perhatian publik yang besar.
Selain untuk menangkal hoaks, Jokowi App juga memuat seluruh kegiatan kampanye nasional Jokowi-Kiai Maruf. “Peluncuran Jokowi App adalah bagian dari gerakan untuk mewujudkan Pilpres sebagai pesta demokrasi yang menggembirakan bagi rakyat, bukan untuk menakut-nakuti” kata Direktur Program TKN Jokowi-Amin, Aria Bima, dalam acara refleksi akhir tahun Jokowi App, di Jakarta, Minggu (30/12/2018).
Pria yang akrab disapa Bimo ini membeberkan bahwa Jokowi App terdiri dari 6 kanal yakni Lebih Dekat Jokowi, Kerja Jokowi, Lebih Dekat KH Maruf Amin, Indonesia Maju, Sudut Pandang, dan Suaraku. “Semua ini adalah bagian dari upaya membangun gerakan kampanye yang lebih bijaksana dan lebih cerdas dalam membangun demokrasi kita,” ujar Bimo.
Deputi I Kepala Staf Presiden, Darmawan Prasojo mengapresiasi peluncuran JokowiApp yang dilakukan oleh TKN Jokowi-Amin.
Ia mengaku telah mendownload dan menginstal aplikasi Jokowi App. Ia terkesan dengan beberapa video yang tayang dalam Jokowi App, seperti pembangunan jalan Trans Papua.
“Kami pernah mendapati kenyataan ada seorang ibu membutuhkan 3 hari perjalalan menuju Wamena. Apabila menggunakan pesawat kecil, harga tiketnya bisa mencapai Rp 15 juta. Kini dia cuma membutuhkan waktu 4 jam dengan ongkos Rp 500 ribu,” ujar pria yang akrab disapa Darmo tersebut.
Sekjen Ikatan Sarjana NU (ISNU), M Kholid Syeirazi, mengatakan perkembangan demokrasi akhir-akhir ini membuat dirinya geram. Sebab perdebatan yang berkembang justru persoalan keislaman Jokowi atau Prabowo.
“Seharusnya perdebatannya bukan soal itu, tetapi gagasan mengenai persoalan publik yang penting. Seperti divestasi Freeport atau pengelolaan Blok Rokan. Perdebatan soal agama harusnya sudah selesai sejak tahun 1945,” ujarnya.
Sementara itu Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Yanuar Nugroho, mengatakan, perubahan paradigma yang mendasar dari Pemerintahan Presiden Jokowi dibanding sebelumnya adalah kesadaran untuk membangun Indonesia dari pinggir. Konsep Indonesia Sentris yang digaungkan Presiden Jokowi merupakan kunci untuk menyelesaikan ketimpangan antarwilayah.
“Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya reformasi birokrasi. Karena birokrasi ibarat mesin bagi mobil. Tanpa mesin yang mumpuni, meski memakai bodi mobil Ferrari, tidak akan melaju kencang,” tuturnya.
Baik Darmo maupun Yanuar berharap keberadaan Jokowi App mampu mengomunikasikan capaian yang telah dilakukan selama 4 tahun kepada masyarakat. Termasuk memaparkan visi misi Jokowi-Amin untuk menjalani periode kedua 2014-2019 apabila kelak terpilih.
Aplikasi Jokowi App sendiri mendapat respon yang antusias dari publik. Dalam pekan pertama sejak diluncurkan, Jokowi App menjadi trending nomor satu di Google Play atau Play Store dalam aplikasi ponsel pintar berbasis Android. (rr)