JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempercepat realisasi pembangunan dan rehabilitasi irigasi 26 daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) seluas 160 ribu hektar.
Sebab, menurut LaNyalla, program itu sangat penting buat NTT dalam menciptakan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia Timur. “Pertanian sektor yang cukup bertahan di masa pandemi Covid-19. Dengan pasokan air cukup, NTT bakal menjadi sentra pertahanan pangan kawasan Indonesia Timur, apalagi di Sumba Tengah dibuka lahan food estate,” kata LaNyalla.
Itu dikatakan LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima awak media terkait Kunjungan Kerja (Kunker) Ketua DPD RI beserta rombongan ke NTT sejak awak pekan ini. LaNyalla menilai program ini berdampak positif bagi sektor perikanan yang juga menjadi penopang kehidupan masyarakat.
Pertanian dan perikanan sangat bergantung kepada debit air. “Saya juga melihat pengembangan industri rumahan dapat berkembang. Dengan air baku cukup, sektor ekonomi lainnya dapat digerakkan dan dikembangkan secara maksimal,” kata LaNyalla.
Menurut senator dari Dapil Provinsi Jawa Timur itu, air persoalan krusial tidak hanya buat NTT, tetapi juga kawasan lainnya. Apalagi buat NTT, air merupakan kebutuhan yang mesti diperhatikan agar sektor perekonomian masyarakat berkembang dengan baik. “Pembangunan dan rehabilitasi ini saya yakini bertalian erat peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat serta solusi menekan angka stunting di NTT.”
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya telah membangun banyak bendungan di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian. Diharapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Dukungan infrastruktur pertanian Tahun Anggaran tahun lalu merehab 7 irigasi dengan anggaran Rp 73,1 miliar yakni Nggorang, Hobotopo, So’a, Aesao, Lembor, Satarbeleng, Waedingin dan Haekesak serta membangun 5 jaringan irigasi dengan anggaran Rp82,3 miliar yakni Kodi (700 Ha), Baing (14 Ha), Raknamo (250 Ha), Wae Laku dan Wae Dingin (125 Ha).
Rehabilitasi jaringan dilanjutkan TA 2021 dengan anggaran Rp 119,5 miliar yakni Nggorang, Lembor, Netemnanu, Tilong, Mbay Kanan, Satarbeleng, Wae Dingin, dan Nebe. Selain itu juga dilakukan pembangunan Baing di Kabupaten Sumba Timur seluas 100 Ha dengan anggaran Rp 32,25 miliar.(akhir)