Bekasi, beritalima.com II Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) senantiasa mendukung dan memotivasi para dosen melaksanakan tri dharma secara konsisten, dimana giat meneliti merupakan salah satu kewajiban dosen. Melalui penelitian, banyak hasil yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni termasuk mengembangkan dunia pendidikan secara menyeluruh.
Demikian disampaikan Rektor Ubhara Jaya Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M. pada saat memberikan sambutan “Coaching Clinic Penyusunan Proposal Hibah Penelitian Kemendikbud Ristek Anggaran 2022 Bidang Eksakta” yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Publikasi (LPPMP) Ubhara Jaya, Kamis, 30 September 2021. Acara tersebut menghadirkan Reviewer Nasional Hibah Dikti, Prof. Dr. Drs. Suryono, M.Si.
Lebih lanjut Bambang, demikian biasa dipanggil, menjelaskan kewajiban lain dosen di bidang akademik, melaksanakan pengajaran di dalam kelas menyampaikan materi ajar dan meningkatkan kapasitas mahasiswa terhadap perkembangan keilmuan, sedangkan materi pelajaran yang disampaikan pada mahasiswa merupakan materi up to date yang diperkaya oleh hasil penelitian dari para dosen.
“Dalam usaha meningkatkan atmosfir penelitian di perguruan tinggi, banyak hibah penelitian yang ditawarkan oleh pemerintah maupun swasta, salah satunya adalah hibah Kemendikbud Ristek,” sambung Bambang.
Menurutnya, hibah Kemendikbud Ristek sendiri merupakan sebuah bentuk dukungan dari pemerintah dalam rangka memfasilitasi perguruan tinggi untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Terdapat tiga skema sistem pendanaan yang sudah dibentuk oleh Kemendikbud Ristek; pertama program kompetitif nasional, kedua program desentralisasi dan ketiga program penugasan. Semua program tersebut memiliki ketentuan dan persyaratan yang wajib dipenuhi,” ujar Doktor pada bidang Ilmu Pemerintahan itu.
Bambang juga berpendapat tidak hanya konten, namun kelayakan administrasi dan profil ketua peneliti merupakan persyaratan yang wajib diikuti sejak peneliti menyusun proposalnya, termasuk kelayakan penggunaan anggaran dalam rangka mewujudkan luaran yang dijanjikan.
“Dalam hal ini tidak hanya luaran publikasi, tetapi juga diharapkan adanya luaran lain bagi pembangunan bangsa. Dana menjadi hal yang penting dalam rangka mewujudkan luaran yang memadai, oleh karenanya Kemendikbud Ristek menyiapkan dukungan pendanaan tersebut,” jelas Bambang.
Ubhara Jaya melalui LPPMP, kata Bambang, senantiasa memberikan motivasi, pemahaman dan pengetahuan terkait teknis pembuatan proposal penelitian dengan mengundang para narasumber yang sangat berkompeten.
“Ini adalah salah satu upaya Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian bagi para dosen,” Bambang menjelaskan.
Dijelaskan Bambang, secara umum penelitian dapat diklasifikasikan dalam dua bidang; eksakta dan non eksakta, dimana kedua klasifikasi penelitian tersebut memiliki tujuan dan capaian tersendiri.
“Penelitian non eksakta menitik beratkan pada penelitian bidang ilmu sosial dengan tujuan memecahkan permasalahan sosial di masyarakat (pendampingan telah dilaksanakan pada tanggal 16 September 2021), sedangkan penelitian bidang eksakta dapat didorong untuk menciptakan produk inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Ia meminta pada semua dosen Ubhara Jaya yang eligible untuk bersama-sama mengusulkan proposalnya sampai dengan gagasan inovasi yang nantinya dapat dibuat hak paten.
“Saya mengajak semua dosen Ubhara Jaya dapat bersama-sama menguatkan niat untuk meningkatkan kapasitas dalam penelitian karena melalui cara inilah, Universitas Bhayangkara Jakarta raya akan menjadi perguruan tinggi unggul dan menjadi kampus berskala internasional,” pungkas Bambang.