Rektor Ubhara Jaya: Selain Mengajar, Dosen juga Wajib Penelitian dan Pengabdian

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com | Kewajiban utama Dosen selain mengajar adalah melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai program sosial dan penyuluhan dan kegiatan penelitian sebagai bentuk peran serta kaum cendikia dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi bahan pengayaan materi sebagai bekal dalam proses transfer of knowledge bagi pada anak didik.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M. saat memberikan sambutan pada acara workshop “Persiapan Hibah Penelitian Dan Abdimas Kemendikbud Ristek di Universitas Bhayangkara Jakarta” yang diselenggarakan LPPMP Ubhara Jaya secara daring, Kamis, 29 Juli 2021.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, riset dan publikasi ilmiah merupakan indikator penting yang menunjukkan kualitas perguruan tinggi. Tak heran, katanya, keduanya memiliki bobot penilaian terbesar dalam pemeringkatan Perguruan Tinggi.

“Oleh karena itu, perlu untuk terus ditumbuhkan dan dipupuk agar menjadi sebuah kesadaran kolektif (common consciousness) bahwa tugas dosen tidak hanya mengajar, namun juga wajib melakukan riset, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat,” jelas Bambang, paggilan akrabnya itu.

Diakui Bambang, untuk keperluan mengakselerasi kualitas dan kuantitas penelitian, Abdimas dan publikasi ilmiah, maka Ubhara Jaya telah menetapkan sejumlah kebijakan dan program. Selain penyediaan dana hibah internal untuk riset, Abdimas dan publikasi. Melalui LPPMP, lanjutnya, selalu memfasilitasi dan menginisiasi kegiatan pembekalan bagi dosen untuk mendapatkan hibah eksternal yang salah satunya adalah berupa Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dari Kemendikbud Ristek.

“Diharapkan dapat menciptakan atmosfer keilmuan yang lebih dinamis dan kondusif lewat prasyarat kerjasama dan kolaborasi dengan mitra baik Nasional maupun Internasional. Melalui hibah tersebut, sangat diharapkan, mundulnya ide-ide baru baik dalam penelitian maupun kegiatan Abdimas yang berkelanjutan dan pada gilirannya menstimulasi perkembangan bidang bidang keahlian dan kepakaran para dosen,” ujar Purnawiran Polisi berpangkat Inspektur Jenderal itu.

Hal itu, menurutnya, bukan hanya memiliki nilai bagi Perguruan Tinggi dan Prodi sebagai komponen Akreditasi, tetapi juga memiliki manfaat individual bagi dosen dalam peningkatan Jabatan Fungsional.

“Sebagaimana disebutkan dalam PO PAK 2019 bahwa pengajuan menjadi Guru Besar, selain persyaratan karya ilmiah untuk pemenuhan persyaratan khusus, hal yang lain yang dipersyaratkan salah satunya adalah pernah mendapatkan hibah penelitian kompetitif nasional/kementerian/internasional sebagai ketua, atau kompetitif internal Perguruan Tinggi dengan jumlah dana hibah paling sedikit Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) sebagai ketua,” sambung Bambang.

Ia juga bercerita, sejak tahun 2019 Ubhara Jaya telah berhasil naik peringkat dalam Klusterisasi Kinerja Perguruan Tinggi; pada Klusterisasi Penelitian dari Kluster Binaan ke Kluster Madya. Peningkatan klusterisasi ini memberikan konsekuensi tersendiri khususnya bagi Penelitian di Ubhara.

“Dimana beberapa skema penelitian yang hanya ada pada Kluster Binaan, seperti Penelitian Dosen Pemula yang bisa diikuti oleh seluruh Dosen dengan kualifikasi S2 dan Jafung AA atau TP, sekarang tidak dapat lagi kita ikuti, sehingga kita harus dapat mendorong Penelitian Dosen Ubhara pada penelitian-penelitain dengan kualifikasi yang lebih tinggi. Menurut Panduan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Edisi XIII Direktorat Riset dan Pengabdian Mayarakat – Kemenristek tahun 2020. Skema Penelitian yang ditawarkan pada Kluster Madya mensyaratkan ketua tim minimal AA, S3 atau Lektor, S2. Selain itu pada beberapa skema mensyaratkan Ketua peneliti harus mempunyai rekam jejak publikasi pada Jurnal Internasional Bereputasi minimal 2 publikasi sebagai penulis utama, atau 3 buku monograf/ referensi atau memiliki paten atau paten sederhana,” lebih detail ia menjelaskan.

Ia melanjutkan, saat ini Ubhara telah memiliki beberapa Guru Besar, kita dapat memanfaatkan jaringan dan ilmu yang mereka miliki, menjadikan pada Guru Besar sebagai mentor dalam penelitian, publikasi dan Abdimas Dosen.

“Sehingga akan tercipta sinergi serta deseminasi ilmu dan pengetahun yang akan menguatkan pondasi dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya,” harap Bambang seraya menutup sambutan workshop yang diikuti dosen Ubhara Jaya itu. (red)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait