SURABAYA, beritalima.com|
Rektor Universitas Airlangga (Unair) kembali mengukuhkan empat Guru Besar baru. Bertambahnya Guru Besar diharapkan mampu meningkatkan energi penguatan atmosfer pendidikan di lingkungan kampus dan menjadikan Unair sebagai perguruan tinggi yang komprehensif. Pengukuhan keempat guru besar berlangsung pada Kamis (22/6/2023) di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C Universitas Airlangga.
Keempat Guru Besar tersebut ialah Prof Dr Gatot Soegiarto dr SpPD K-AI FINASIM dalam bidang ilmu Imunologi Vaksin dan Alergi Imunologi; Prof Dr Laksmi Wulandari dr SpP(K) FCCP dalam ilmu Onkologi Paru; Prof Dr dr Muhammad Yulianto Listiawan SpKK (K) FINSDV FAADV dalam ilmu Morbus Hansen dan Laser; dan Prof Dr Muhtarum Yusuf dr SpTHT-KL (K) FICS dalam bidang ilmu Onkologi Bedah Kepala Leher Aspek Biomolekuler.
“Anugerah yang sangat luar biasa untuk kita semua, khususnya untuk Unair karena mendapatkan tambahan tenaga-tenaga baru yang sangat energik dalam bidang ilmunya masing-masing. Tentunya sangat dibutuhkan untuk Indonesia dan dunia,” ujar Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak.
Sebuah Permulaan
Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa titel guru besar merupakan permulaan dari sebuah jalan cerita baru. Nantinya, mereka akan memfokuskan diri dalam pengabdian untuk kemanusiaan, khususnya dalam bidang ilmu yang dikuasainya. Dengan tambahan guru besar di FK, diharapkan Unair mampu berkontribusi dalam dunia kesehatan.
“Tugas dari para ilmuwan dan guru besar untuk mencari berbagai macam ikhtiar dan jangan menunggu semuanya sudah berlanjut dalam stadium telak. Kami sangat berbangga karena seluruh guru besar sudah mengungkapkan bagaimana pencegahan dan deteksi dini,” tambahnya.
Rektor juga membahas tentang pengalaman Unair yang mengambil peran membantu penanganan Covid-19, dalam hal ini pembuatan vaksin. Suksesnya penanganan pandemi tentunya tidak terlepas dari peran para guru besar yang kini tengah dikukuhkan. Menurutnya, penyiapan vaksin lebih dini dapat mencegah penularan penyakit lebih massif.
“Kami akan terus menerus bisa mengembangkan dan mengantisipasi dengan melakukan banyak hal. Termasuk tadi ada beberapa usulan-usulan, penyediaan, pembinaan, penyedia, dan seterusnya,” pungkasnya.
Pengembangan Pusat Penelitian
Ke depan, Unair akan mengembangkan pusat penelitian vaksin untuk beragam penyakit. Hal itu diharapkan akan mengakselerasi bidang kesehatan di Indonesia. Menurutnya, tantangan utama dari sebuah pengembangan bukanlah penyediaan tempat atau SDM, melainkan menyatukan visi para tenaga kesehatan, termasuk dokter.
Untuk itu, kolaborasi dan sinergi dari beragam pihak sangat diperlukan untuk memajukan industri kesehatan di Indonesia, dan Unair siap untuk mengambil peran di dalamnya. Kampus pun siap untuk membantu dalam penelitian, namun harus dikelola dengan optimal dan bertanggung jawab. (Yul)