JAKARTA, beritalima.com – Silaturrahmi Halal Bi Halal yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah III DKI Jakarta, Kamis (11/8/2016) berketempatan di ruang Auditorium Universitas Trilogi, Kalibata Jakarta Selatan. Workshop yang bekerjasama antara Universitas Trilogi dengan APTISI bertemakan Penguatan PTS Dalam Hilirisasi Riset dan Inovasi.
Dikatakan Rektor Universitas Trilogi, Prof. Dr. Asep Saefuddin bahwa Workshop itu intinya menyatukan antara Perguruan Tinggi dengan industri yang selama ini sering terjadi kesenjangan. Sehingga Perguruan Tinggi tidak bisa menjawab perkembangan industri, begitu juga Industri tidak bisa menjawab kebutuhan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu menurut Rektor perlu diadakan riset.
“Riset merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan aktifititas perguran tinggi. Seharusnya peran dosen tidak hanya berhenti dalam aktifitas mengajar mahasiswanya. Lebih dari itu, dosen harus memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan riset dan mempublikasikan hasil risetnya. Jika dianalogikan, riset itulah yang merupakan ciri khas dosen dan sekaligus nafas perguruan tinggi,” tandas Prof.
Lebih lanjut dalam sambutannya, beliau berharap agar perguruan tinggi swasta terus melakukan program-program yang membangkitkan semangat dalam melakukan aktifitas riset. Apalagi dengan adanya Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dikeluarkan dari dana abadi Kementerian Keuangan RI yang telah bekerjasama dengan Kemenag, Kemendikbud, dan Kementerian Riset dan Dikti. LPDP itu diberikan untuk meningkatkan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dan pemberian beasiswa untuk program reseach Commersial.
Pada kesempatan itu, Direktur Pendanaan Riset dan Rehab LPDP, Mohammad Sofwan Effendi, menyampaikan materi tentang pendanaan riset, yang tujuannya untuk kemajuan bangsa. Sedangkan riset yang didanai adalah publikasi artikel ilmiah yang terindeks scopus atau thomson reuters. Disini, menurutnya artikel harus memuat nama institusi Indonesia.
“Harus ada institusi Indonesianya, baik alamat atau asal atau almamater pengusul atau instutusi pendudukung,” jelasnya. dedy mulyadi