SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali melanjutkan relokasi atau pemindahan gelombang ketiga kepada warga Kampung 1001 Malam, Jumat (10/3/2023). Kini, tersisa 20 Kepala Keluarga (KK) yang belum diboyong ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa pemindahan warga Kampung 1001 Malam dilakukan secara bertahap. Pada gelombang pertama dan kedua, relokasi difokuskan pada warga yang tinggal dibawah kolong jembatan jalan tol. Sedangkan pada gelombang ketiga, relokasi dilakukan pada warga yang tinggal di sekitar pagar pembatas jalan tol.
“Jadi sekarang bertahap, kita lakukan dengan menyesuaikan kebutuhan atau kebutuhan rusunawa yang ada dan siap. Mereka tidak bisa langsung karena masih ada (anaknya) yang sekolah. Lalu yang mereka mau adalah bangunan ingin dibongkar sendiri, karena jika ada yang masih bisa dimanfaatkan maka bisa dibawa,” kata Wali Kota Eri.
Pada gelombang pertama, Pemkot Surabaya memboyong sebanyak 16 KK, gelombang kedua sebanyak 44 KK, dan gelombang ketiga pada Kamis (9/3/2023) sebanyak 36 KK, serta Jumat (10/3/2023) sebanyak 17 KK. Sedangkan untuk 17 KK yang direlokasi saat ini, mereka terbagi di tiga lokasi rusunawa. Diantaranya, sebanyak 15 KK ditempatkan di Rusunawa Benowo Pakal, 1 KK di Rusunawa Romokalisari, dan 1 KK lainnya di Rusunawa Indrapura.
“Kita sepakat tanggal 14 Maret 2023 sudah harus pindah semua ke rusunawa. Kurang 20 KK dan waktunya gantian, Alhamdulillah mereka mau semua. Sehingga tempat itu bisa digunakan untuk normalisasi sungai untuk mencegah banjir, jadi kita bisa lewat disana,” ujarnya.
Wali Kota Eri menjelaskan bahwa sebagian besar warga eks Kampung 1001 Malam direlokasi di Rusunawa Sumur Welut dan Benowo Pakal. Karenanya, jajaran Pemkot Surabaya melakukan berbagai pendekatan persuasif kepada warga Kampung 1001 Malam. “Untuk menyadarkan bahwa ini bukan tanah yang dipunya (mereka miliki) tetapi ketika dibangun (rumah) kalau (sungai) menyempit maka dampaknya terjadi banjir. Maka pendekatan itu yang kita lakukan dan Alhamdulillah lancar semua,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Wali Kota Eri berharap, ke depannya setelah semua warga itu dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Kawasan Kampung 1001 Malam akan digunakan oleh pemiliknya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas untuk perluasan bozem dan revitalisasi sesuai dengan fungsinya.
“Itu tempat sungai, mangkanya di daerah sana atau Asemrowo ada banjir, jadi kita lakukan normalisasi sungainya yang selama ini belum efektif. Sehingga kita sampaikan ke BBWS, mereka mendukung itu dan sejak beberapa tahun yang lalu menjadi pinjam pakai dengan BBWS diserahkan ke pemkot. Nanti (lahan) itu kosong, kita jaga dan yang paling penting adalah disitu menjadi tempat sempadan sungai dan jalan inspeksi untuk mengembalikan fungsi sungai,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin menyampaikan bahwa kegiatan relokasi gelombang ketiga ini, rencananya akan digelar hingga Minggu (12/3/2023). Karenanya, pihaknya terus berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di lingkungan Pemkot Surabaya beserta dengan 3 Pilar.
“Jadi saat ini tidak hanya proses pendataan untuk pemberangkatan yang kami lakukan, tetapi juga untuk pendataan pekerjaan, sekolah anak-anak, jenis pelatihan, dan proses adminduk (administrasi kependudukan),” kata Anna.
Terkait dengan pendidikan anak-anak dari warga eks Kampung 1001 Malam, Wali Kota Eri berpesan bahwa tak menginginkan pendidikan anak-anak tersebut terbengkalai. Maka, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memindahkan anak-anak tersebut untuk melanjutkan pendidikan di sekolah yang terdekat dengan lingkungan rusunawa.
“Otomatis anak-anak akan pindah ke sekolah yang terdekat yang ada disana. Sedangkan untuk jenis pelatihan, ada permintaan warga untuk meningkatkan keterampilan bagi ibu-ibunya dan sedang kita data. Kemudian ada proses untuk adminduknya, itu juga kita data,” ungkapnya.
Meski begitu, sebelum memasuki bulan suci Ramadan, seluruh warga Kampung 1001 Malam diharapkan bisa segera direlokasi ke unit hunian rusunawa. Anna menerangkan bahwa pemindahan yang dilakukan Wali Kota Eri melalui jajaran Pemkot Surabaya adalah sebagai salah satu upaya untuk memberikan kehidupan yang layak bagi warga eks Kampung 1001 Malam.
“Itu yang membuka hati warga Kampung 1001 Malam ini untuk kedepannya memiliki kehidupan yang lebih layak. Tidak memikirkan dirinya sendiri tapi memikirkan anak cucunya, sehingga dengan senang hati mereka ikut dengan Pemkot Surabaya,” terangnya.
Sementara itu, Sofyan (53) salah satu warga eks Kampung 1001 Malam mengaku bersyukur dengan relokasi yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Sebab, ia yang tinggal bersama kakek dan neneknya selama 7 tahun dikawasan tersebut, kini bisa mendapat hunian yang lebih layak.
“Alhamdulillah, saya terharu dan saya menyampaikan terima kasih untuk Wali Kota Eri Cahyadi. Saya bersama kakek dan nenek, sekarang bisa tinggal di Rusunawa Indrapura lantai 1,” pungkasnya. (*)