Jakrta — Sekjen DPR Indra Iskandar dengan tegas menyatakan bahwa DPR adalah pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap pembinaan politik kaum muda atau remaja.
“Dalam hal remaja ini, ada dua segmen. Ada segmen parlemen remaja. Kita adakan secara regional setiap tahun, dan pada dua regional juga melaksanakan namanya parlemen kampus,” kata Indra Iskandar pada konfrensi pers kegiatan Parlemen Remaja di Gedung Nusantara DPR RI, Kamis (14/9/2023).
Untuk Parlemen Kampus, jelas Indra, biasanya dibuat di Surabaya untuk regional Jawa. Kemudian dibuat juga di salah satu tempat misalnya di Pontianak untuk regional kalimantan dan ada juga di Aceh untuk regional sumatera dan beberapa tempat lainnya.
“Jadi semangat DPR untuk membangun pemahaman bagi kaum muda terhadap pemahaman politik bahwa politik itu adalah sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita bersama dan juga memperkenalkan bagaimana komitmen DPR untuk terus menjadi bagian dari pembangunan bangsa,” ungkap Indra.
Sebelumnya, dalam sambutan Ketua BURT DPR RI, Agung Budi Santoso mengatakan bahwa DPR memberikan simulasi kepada Parlemen Remaja agar memahami bagaimana menjadi seorang anggota parlemen. Mulai dari bersidang, menyampaikan pendapat, sampai kepada paripurna selama 6 hari.
“Tentunya saya sebagai ketua BURT menyambut baik kegiatan ini, karena ini juga merupakan amanah agar memberikan pendidikan politik, kepada para pemuda,” kata Agung Budi.
Menurut Agung Budi, sebetulnya tidak hanya remaja yang dilaksanakan hari ini, yang sudah kuliah juga ada kelas magang di sini. Artinya DPR membuka diri kepada calon penerus bangsa untuk lebih kenal secara lebih dalam lagi mengenai kegiatan parlemen.
peserta Parlemen Remaja itu sendiri saat ini ada 134 orang dari 80 dapil. Jadi mungkin satu dapil 2 orang melalui seleksi yang cukup ketat.
“Mereka harus bisa menyampaikan pendapat, membuat video gitu ya, jadi sudah diseleksi dari 80 dapil yang mengikuti acara parlermen remaja. Harapan saya tentunya dengan para remaja ini mengetahui kegiatan parlemen, mereka lebih paham. Bisa melihat parlemen ini lebih utuh, karena selama ini dari pengalaman saya menjadi penerima peserta magang itu, mereka hanya mendapatkan berita-berita yang kurang baik mengenai DPR,” ungkap Agung Budi.
Agung Budi berharap, dengan adanya kegiatan seperti ini, bisa langsung disimulasikan bagaimana bersidang. Agar mereka lebih tahu persis, dan lebih tahu dalam mengenal kegiatan-kegiatan parlemen.
“Dan memang ternyata, ya cukup melelahkan juga,” ujar Agung Budi.
Untuk itu, Agung Budi bepesan kepada para remaja untuk jangan alergi dengan DPR karena ini menjadi satu sistem kenegaraan. Di mana ada Lembaga Legislatif, Lembaga Eksekutif dan Lembaga Yudikatif.
Dengan lebih tahu, mendalami secara lebih utuh, Agung merasa yakin kecintaan terhadap parlemen akan tumbuh, karena di sinilah tempat menggodok peraturan-peraturan yang tentunya berpihak kepada rakyat. (ar)