Reses Tahap III Muzammil Minta Pemerintah Sikapi Efek Covid-19

  • Whatsapp

PASURUAN, Beritalima.com |
H Muzammil Syafii SH, MSi anggota Komisi A dari Fraksi Nasdem DPRD Provinsi Jawa Timur mengawali Reses untuk Tahap ketiga ini dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Anwar Karang Ketug Kota Pasuruan, dengan mengundang 100 orang dari beberapa Kelurahan di Kecamatan Gadingrejo dengan tetap menggunakan protokol Kesehatan. Bagi para undangan yang hadir harus menggunakan masker dan mentaati physical distancing(menjaga jarak). Reses tahap III ini sendiri dilakukan sejak tanggal 8 hingga 15 November 2020.

Dalam kesempatan tersebut Muzammil Syafii menyampaikan kinerjanya kepada konstituennya terkait dengan tugas-tugas yang dilaksanakan di Gedung DPRD provinsi Jatim selama 4 bulan. Muzammil menyinggung mengenai fungsi membuat Peraturan Daerah, Menyusun anggaran serta melakukan Pengawasan.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua fraksi Nasdem ini melakukan dialog yang femilier dengan tanya jawab dan menyerap aspirasi masyarakat. Dalam pertemuan tersebut, Muzammil juga mendapatkan informasi yang memprihatinkan. Masyarakat menyampaikan keluhannya akibat larangan sekolah secara tatap muka dan harus dilakukan secara daring, mereka mengeluh sebagai akibat belajar di rumah anak-anak menjadi semakin malas, lebih banyak bermain game dari pada belajarnya, anak-anak merasa jenuh belajar di rumah, disamping sistem yang dikembangkan kurang menyenangkan, juga orang tua tidak mempu lagi memberikan bimbingan belajar di rumah.

“Dengan segala keterbatasan fasilitas dan kemampuan orang tua, mereka mengusulkan agar segera dilakukan sekolah dan pendidikan seperti semula dengan tatap muka, dibimbing langsung oleh guru di sekolah. Orang tua sudah tidak mampu lagi bila anak-anaknya sekolah di rumah,” sambungnya Muzammil.

Lebih lanjut Muzammil menuturkan bahwa masyarakat yang hadir juga mengeluhkan ulah oknum Rumah Sakit yang cenderung menjadikan semua pasien dinyatakan corona, dan bahkan disuruh menandatangani pernyataan terkait dengan corona, sehingga secara psikologis menimbulkan trauma bagi masyarakat, kalau mereka sakit, mereka menolak dirawat di rumah sakit, mereka takut masuk ke rumah sakit,” lanjutnya.

Muzammil menyebutkan adanya kabar bahwa setiap orang yang dinyatakan sakit corona akan mendapatkan biaya dari pemerintah, membuat masyarakat semakin panik. Karena itu masyarakat meminta agar ada sosialisasi pada masyarakat terkait dengan covid -19 ini secara terbuka dan benar, sehingga tidak menimbulkan trauma dan krisis kepercayaan pada Rumah Sakit.

“Masyakarat juga meminta agar dilakukan perbaikan ekonomi pada masyarakat yang terdampak akibat covid-19, agar masyarakat bisa bekerja dan memperoleh penghasilan kembali, setelah sekian bulan mengalami kemunduran penghasilan akibat covid 19,” pungkasnya. (yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait