SURABAYA, beritalima.com | PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (Perseroan) secara resmi mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/4/2020).
Pencatatan saham itu menjadikan PT BBSS sebagai perusahaan tercatat ke-25 di BEI tahun ini, dan ke-690 di bursa sepanjang masa.
Pencatatan ini merupakan kelanjutan dari keberhasilan Perseroan dalam melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) sejumlah 1.300.000.000 (1,3 miliar) lembar saham baru atau setara dengan 27% dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah IPO.
Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp 120,-/ lembar, sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul Rp 156 miliar.
Felix Soesanto, Direktur Utama Bumi Benowo, mengaku bersyukur karena proses bookbuilding dan penawaran umum berjalan lancar, meski kondisi yang tidak kondusif akibat pandemi virus Corona (Covid-19).
Tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO Perseroan tersebut menunjukkan kepercayaan dan tingginya harapan masyarakat terhadap pasar modal pada umumnya dan khususnya pada prospek usaha Perseroan.
“Dengan hasil pooling dimana terdapat nilai oversubcribe 25,44x, kami meyakini proses listing perusahaan akan berhasil,” ujar Felix.
Dikatakan, Perseroan akan mengalokasikan 88% dari perolehan dana IPO setelah dikurangi biaya emisi untuk membeli tanah seluas 58.719 m2 di Kebomas, Gresik, senilai Rp 130,61 miliar, dan sisanya untuk kebutuhan modal kerja pengembangan usaha.
“Pembelian tanah yang akan dilakukan BBSS merupakan upaya menambah persediaan lahan (landbank), dan akan dibangun untuk pengembangan area pergudangan,” jelasnya.
Disebutkan, pada 2019 perseroan baru menambah landbank 683 m2 dan 2.250 m2 setelah IPO, sehingga total Landbank milik Perseroan menjadi sekitar 10 hektar.
Selain menerbitkan saham, perseroan juga menerbitkan 650.000 waran sebagai pemanis (sweetener) bagi investor IPO perusahaan dengan rasio 2:1. Berarti setiap pembeli 2 lembar saham BBSS, investor akan mendapatkan 1 lembar waran.
“Waran tersebut akan diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp 200,-, dan dapat dieksekusi/exercise oleh investor antara Oktober 2020 sampai April 2021,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan keuangan BBSS periode akhir September 2019, Perseroan memiliki aset senilai Rp 106,59 miliar yang terdiri dari aset lancar Rp 83,55 miliar dan aset tidak lancar Rp 23,04 miliar.
Laporan keuangan yang sama menunjukan ekuitas BBSS tercatat sebesar Rp 102,1 miliar dan liabilitas Rp 4,49 miliar, yang juga menunjukkan rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio/DER) sangat rendah.
Pada periode yang sama, BBSS mencatatkan penjualan Rp 20,36 miliar dan laba kotor sebesar Rp. 5,49 miliar, sedangkan laba bersihnya sebesar Rp 3,94 miliar. Pendapatan tersebut naik 427,56% dari perolehan per akhir September 2018, dimana laba bersihnya naik 442,67%.
Di tahun 2020 ini Perseroan menargetkan kenaikan penjualan sebesar 579,1% dan kenaikan laba bersih sebesar 808,3%.
Selain itu manajemen memberikan target pembagian dividen sebesar maksimal 20% dari laba bersih 2020 meski baru tahun pertama di lantai bursa.
BBSS optimistis target kinerja keuangan akan tercapai, karena perusahaan meyakini bisnis perseroan akan ditopang bisnis e-commerce dan perusahaan logistic pihak ketiga (Third Party Logistics /3PL) yang masih menjanjikan.
Industri-industri tersebut juga masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar karena didukung realisasi program tol laut pemerintah yang membantu distribusi barang di setiap pulau menjadi lebih efektif.
Factor lain yang akan mendukung kinerja perseroan adalah lokasinya yang strategis, hanya berjarak 3 Km dari Pelabuhan Teluk Lamong, dan 2 Km dari Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya, serta potensi dikantonginya izin Pusat Logistik Berikat (PLB).
Dalam proses IPO, BBSS menggunakan jasa dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.